Selasa, 30 Oktober 2012 11:13 WIB
Arbi Krishadiyanto — HARIAN TERBIT
JAKARTA – Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan garda depan untuk membantu memastikan tumbuh kembang anak di Indonesia . Sayangnya, sebagian ibu-ibu masih menganggap Posyandu hanya tempat untuk mendapatkan imunisasi.
Kepala Sub-direktorat Gizi Mikro Kementerian Kesehatan, Dian Dipo mengatakan, tak hanya minim kunjungan, dari jumlah Posyandu sebanyak 260 ribu saat ini hanya sebagiannya saja yang aktif. Hal ini, diperparah dengan jumlah kader Posyandu yang semakin sedikit.
“Beberapa tahun ini persentase balita yang datang ke Posyandu semakin berkurang, sehingga kondisi tumbuh kembang mereka tidak terpantau. Inilah yang menyebabkan terjadinya outbreak malnutrisi,” kata Dian Dipo, Senin (29/10).
Tak hanya imunisasi, fungsi Posyandu sangat krusial dalam mencatat indikator perkembangan anak dan potensi apakah anak tersebut akan mengalami gangguan pertumbuhan (stunting), karena di setiap kunjungan akan dicatat penambahan berat dan tinggi anak. Dengan penimbangan berat badan rutin juga dapat menemukan kasus-kasus gizi kurang dan mencegah busung lapar.
Anak usia 1-5 tahun merupakan periode kritis anak. Bila pertumbuhan anak tidak dipantau hingga mengalami status gizi yang buruk, maka hal tersebut bisa berlanjut seiring pertumbuhan anak.
“Di tahun 1990-an cakupan jumlah balita yang rutin mengunjungi Posyandu bisa mencapai di atas 80 persen. Tetapi, saat ini hanya sekitar 60-70 persen balita yang masih mengunjungi Posyandu. Dengan demikian, berarti ada 30-40 persen balita yang tidak terpantau keadaannya,” ujarnya.
Belum lagi, jumlah kader terlatih yang semakin sedikit juga mempersulit program pencegahan malnutrisi. sebagian besar Posyandu yang ada hanya memiliki 2-3 orang kader saja. Padahal, idealnya setiap Posyandu harus memiliki minimal lima orang kader terlatih yang bisa memberi informasi yang tepat kepada masyarakat.
Minimnya kualitas dan kuantitas kader Posyandu tersebut, menurutnya dian, lantaran tidak adanya regenerasi dan pelatihan bagi kader baru.
“idak jarang para kader ini mengalami kesulitan menjalankan tugasnya, karena mereka tidak pernah mendapat pelatihan untuk menambah pengetahuan mereka sehingga bisa memantau perkembangan balita dengan akurat,” imbuhnya.
Sumber : http://www.harianterbit.com/2012/10/30/posyandu-masih-dianggap-pos-imunisasi/
Pos Pelayanan Terpadu yang sangat membantu masyarakat, untuk memantau perkembangan dan pertumbuhan si buah hati.
BalasHapus