Mendapatkan komitmen dalam hal ergonomi / K3 terutama dari manajemen puncak merupakan hal yang sangat penting untuk keberhasilan program keselamatan dan kesehatan perusahaan.sehingga manajemen tidak hanya sekedar menunjukkan minat, tapi berkomitmen serius secara jangka panjang untuk melindungi setiap karyawan dari hazard pada pekerjaan.
Komitmen manajemen untuk keselamatan akan muncul jika setiap manajer dengan jelas memahami manfaat posotif yang diperoleh dari program keselamatan tersebut. Memahami manfaat akan menciptakan keinginan yang kuat untuk meningkatkan budaya keselamatan perusahaan dan selanjutnya manajer akan menginvestasikan waktu dan uang secara serius ke manajemen keselamatan yang efektif (inilah komitmen) dengan mengembangkan apa yang di sebut 5P dalam sistem manajemen keselamatan:
Komitmen manajemen untuk keselamatan akan muncul jika setiap manajer dengan jelas memahami manfaat posotif yang diperoleh dari program keselamatan tersebut. Memahami manfaat akan menciptakan keinginan yang kuat untuk meningkatkan budaya keselamatan perusahaan dan selanjutnya manajer akan menginvestasikan waktu dan uang secara serius ke manajemen keselamatan yang efektif (inilah komitmen) dengan mengembangkan apa yang di sebut 5P dalam sistem manajemen keselamatan:
- Programs (program)
- Policies (kebijakan)
- Plans (rencana)
- Processes (proses), dan
- Procedures (prosedur)
Mengapa manajer membuat komitmen untuk keselamatan?
Pengusaha mengalokasikan waktu dan uang ke dalam program keselamatan karyawan (ergonomi / K3) karena satu atau lebih alasan:
Pengusaha mengalokasikan waktu dan uang ke dalam program keselamatan karyawan (ergonomi / K3) karena satu atau lebih alasan:
Untuk memenuhi kewajiban sosial
Strategi ini adalah yang paling efektif dalam jangka panjang dan bisa dibilang merupakan bentuk komitmen tingkat tertinggi. Para manajer telah sadar bahwa kelangsungan hidup jangka panjang perusahaan tergantung tidak hanya dari memaksimalkan keuntungan jangka pendek. Mereka akan mengetahui nilai dan memanfaatkan potensi kreatif yang luar biasa dari setiap karyawan, mulai dari petugas kebersihan sampai presiden. Para manajer akan menghargai nilai yang melekat pada setiap karyawan, bukan hanya sebagai pekerja, tapi sebagai nggota "keluarga" perusahaan. Mereka juga menghargai peran masing-masing karyawan mereka seperti sebagai ibu, ayah, pelatih, pembantu, dll. Keselamatan dianggap sebagai inti nilai perusahaan yang tidak akan berubah walaupun dalam keadaan sulit (misalnya terkait krisis finansial dsb). Ketika manajer menilai keselamatan di tingkat ini, mereka secara alami mengaplikasikan dua strategi berikutnya.
Untuk memenuhi kewajiban fiskal
Strategi ini bisa cukup efektif. Manajer yang termotivasi untuk berinvestasi dalam keselamatan memahami manfaat keuangan yang berasal dari penerapan program keselamatan yang efektif. Disini, alasan utama dalam menerapkan ergonomi / K3 adalah untuk memaksimalkan keuntungan. Tujuannya adalah untuk memenuhi kewajiban kepada stakeholder untuk mengoperasikan bisnis dengan bijaksana secara fiskal. Para manajer akan melakukan apa yang perlu dilakukan secara proaktif atau reaktif untuk menghemat biaya langsung dan tidak langsung dari kecelakaan. Manajemen mungkin menampilkan komitmen melampaui minimum persyaratan hukum jika mereka melihat keuntungan finansial. Keselamatan kemungkinan besar menjadi prioritas tinggi. Namun, komitmen terhadap keselamatan dapat berubah cepat ketika keadaan sulit.
Untuk memenuhi kewajiban hukum
Strategi Ini adalah yang paling tidak efektif. Tujuan utama bagi para manajer adalah untuk memenuhi kewajiban dalam mematuhi aturan OSHA. Disini manajer hanya ingin tidak mendapat masalah (stay out of trouble), sehingga mereka hanya melakukan apa yang harus dilakukan yakni yang wajib-wajib saja untuk memenuhi persyaratan minimum. Keselamatan bukan merupakan prioritas atau nilai, tetapi dianggap sebagai pengganggu lebih dari hal lain: hanya pemborosan biaya dalam melakukan bisnis. Strategi keselamatan yang dipakai disini biasanya hanya reaktif karena keselamatan bukanlah masalah kecuali ada kecelakaan.
Strategi ini adalah yang paling efektif dalam jangka panjang dan bisa dibilang merupakan bentuk komitmen tingkat tertinggi. Para manajer telah sadar bahwa kelangsungan hidup jangka panjang perusahaan tergantung tidak hanya dari memaksimalkan keuntungan jangka pendek. Mereka akan mengetahui nilai dan memanfaatkan potensi kreatif yang luar biasa dari setiap karyawan, mulai dari petugas kebersihan sampai presiden. Para manajer akan menghargai nilai yang melekat pada setiap karyawan, bukan hanya sebagai pekerja, tapi sebagai nggota "keluarga" perusahaan. Mereka juga menghargai peran masing-masing karyawan mereka seperti sebagai ibu, ayah, pelatih, pembantu, dll. Keselamatan dianggap sebagai inti nilai perusahaan yang tidak akan berubah walaupun dalam keadaan sulit (misalnya terkait krisis finansial dsb). Ketika manajer menilai keselamatan di tingkat ini, mereka secara alami mengaplikasikan dua strategi berikutnya.
Untuk memenuhi kewajiban fiskal
Strategi ini bisa cukup efektif. Manajer yang termotivasi untuk berinvestasi dalam keselamatan memahami manfaat keuangan yang berasal dari penerapan program keselamatan yang efektif. Disini, alasan utama dalam menerapkan ergonomi / K3 adalah untuk memaksimalkan keuntungan. Tujuannya adalah untuk memenuhi kewajiban kepada stakeholder untuk mengoperasikan bisnis dengan bijaksana secara fiskal. Para manajer akan melakukan apa yang perlu dilakukan secara proaktif atau reaktif untuk menghemat biaya langsung dan tidak langsung dari kecelakaan. Manajemen mungkin menampilkan komitmen melampaui minimum persyaratan hukum jika mereka melihat keuntungan finansial. Keselamatan kemungkinan besar menjadi prioritas tinggi. Namun, komitmen terhadap keselamatan dapat berubah cepat ketika keadaan sulit.
Untuk memenuhi kewajiban hukum
Strategi Ini adalah yang paling tidak efektif. Tujuan utama bagi para manajer adalah untuk memenuhi kewajiban dalam mematuhi aturan OSHA. Disini manajer hanya ingin tidak mendapat masalah (stay out of trouble), sehingga mereka hanya melakukan apa yang harus dilakukan yakni yang wajib-wajib saja untuk memenuhi persyaratan minimum. Keselamatan bukan merupakan prioritas atau nilai, tetapi dianggap sebagai pengganggu lebih dari hal lain: hanya pemborosan biaya dalam melakukan bisnis. Strategi keselamatan yang dipakai disini biasanya hanya reaktif karena keselamatan bukanlah masalah kecuali ada kecelakaan.
Sumber : http://ergonomi-fit.blogspot.com/2011/11/komitmen-terhadap-ergonomi-k3.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar