Kamis, 13 Oktober 2011

Orang Tua Banyak yang Belum Mengetahui Bahaya Cacingan pada Balita

Pdpersi, Jakarta - Masyarakat harus mewaspadai cacingan atau penyakit infeksi yang disebabkan oleh cacing pada anak usia di bawah lima tahun (balita). Sebab, sampai kini masih banyak orang tua yang belum mengetahui bahaya penyakit tersebut khususnya bagi anak-anak. Cacingan bisa menyebabkan infeksi usus yang membuat seorang anak mengalami kurang protein, kurang gizi, dan kurang darah.

"Akibat selanjutnya tentu bisa terjadi penurunan prestasi pada anak di sekolah," ujar Kepala Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Profesor Saleha Sungkar pada acara Seminar Edukasi Waspada Infeksi Cacingan di Jakarta, Rabu.

Menurut Saleha, secara teknis ada berbagai jenis cacing yang bisa menyebabkan penyakit di antaranya cacing gelang, cacing cambuk, cacing tambang dan cacing kremi.

Selain itu, kata Saleha, penularan penyakit cacingan juga beragam, di antaranya bersentuhan langsung dengan seseorang yang sudah cacingan, atau bersentuhan dengan permukaan benda seperti kran air, pegangan pintu, pensil, buku dan lain sebagainya yang sebelumnya sudah dipegang orang yang cacingan.

“Ada sejumlah cara untuk mengatasi cacingan yakni dengan memeriksa tinja secara periodik setiap enam bulan sekali,” tutur dia.

Di samping itu, kata Saleha, penderita perlu meminum obat cacing dan menjaga kebersihan diri, makanan dan lingkungan sebagai upaya pencegahan. Sedangkan untuk mengobati penyakit cacingan bisa dengan memberi obat yakni dalam bentuk abendazole dan pyrantel pamoat.

Menurut Prof Saleha, anak usia di bawah lima tahun (balita) paling rawan terkena cacingan. Jenis yang sering menyerang adalah cacing gelang. Tingkat prevalensinya di Indonesia mencapai 70 sampai 90 persen.

"Anak-anak biasa main tanah. Jika tanah ini tercemar telur cacing, maka telur tersebut akan masuk ke pencernaan anak-anak," ujarnya.

Telur cacing yang kontak dengan tanah, perlu waktu dua pekan untuk bisa menginfeksi manusia. Setelah dua pekan, telur sudah terisi larva. Telur berjumlah ribuan ini terbawa angin dan hinggap di makanan, atau tetap di tanah.

Apabila masuk ke pencernaan, cacing ini hidup di usus halus dan menghisap zat gizi yang dibutuhkan balita. Untuk bisa menetas menjadi dewasa telur butuh waktu sekitar dua bulan. Selama dua bulan, telur akan berkeliling ke seluruh sistem organ manusia.

Infeksi ringan akan menyebabkan anak mual, tidak nafsu makan, dan diare. Sedangkan dalam jumlah berat akan menyebabkan anak kurang gizi, tingkat kecerdasan menurun dan pertumbuhan terhambat. 

Sumber: http://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=5841&tbl=cakrawala

KONSOLIDASI PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran, ditambah dengan meningkatnya pendidikan masyarakat serta terbukanya arus komunikasi dan globalisasi membuat permasalahan di dalam rumah sakit menjadi semakin kompleks, terutama dalam memberikan pelayanan kesehatan. Pelayanan yang diberikan, rumah sakit dikategorikan dalam Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus, hal inilah yang disampaikan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan, dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS pada pembukaan pertemuan konsolidasi pengembangan Rumah Sakit Khusus, tanggal 23 Maret 2011.

Kasubdit Bina Yankes di RS Khusus dan Fasyankes lainnya, dr. Cut Putri Arianie menyampaikan bahwa pertemuan ini bertujuan untuk mensosialisasikan berbagai resolusi yang mengatur RS Khusus di Pusat dan Daerah serta mengidentifikasi permasalahan RS Khusus dan didapatnya rekomendasi kebutuhan kebijakan baru yang mengatur pengembangan RS Khusus.

Rumah Sakit Khusus memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu, berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit. Hal ini mengharuskan Rumah Sakit Khusus wajib memberikan pelayanan yang berkualitas sama dengan Rumah Sakit Umum lainnya, yaitu wajib memberikan pelayanan yang bermutu, professional dan patient oriented, melaksanakan Good Corporate Governance dan Good Clinical Governance, mempunyai tanggung jawab membantu pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pendidikan, penelitian untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas, melaksanakan fungsi sosial sesuai amanah Undang – Undang Rumah Sakit dan melaksanakan pelayanan umum maksimal 25% Tempat Tidur sesuai dengan Surat Keputusan Dirjen Bina Pelayanan Medik Nomor HK.03.05/III/1758/08. Dilain pihak RS dihadapkan pada berbagai kendala antara lain kualitas maupun kuantitas tenaga, peralatan maupun keterbatasan dana yang tersedia.

Saat ini terdapat kurang lebih 18 jenis rumah sakit khusus yang meliputi Rumah Sakit Jantung, Rumah Sakit Jiwa, Rumah Sakit Kanker, Rumah Sakit Anak dan Bersalin, Rumah Sakit Kusta, Rumah Sakit Paru, Rumah Sakit THT, Rumah Sakit Orthopedi, Rumah Sakit Mata, Rumah Sakit Ginjal, Rumah Sakit Gigi dan Mulut, Rumah Sakit Stroke, dan sebagainya, dengan jumlah total RS Khusus di Indonesia sebanyak 273 RS terdiri dari 18 RS milik pusat, 56 RS milik Pemda 2 RS milik TNI/POLRI, 7 RS milik BUMN, dan 190 RS milik Swasta, namun belum ada Peraturan Menteri Kesehatan mengenai standar pelayanan RS Khusus yang dijadikan acuan dalam menyelenggarakan pelayanan. Oleh sebab itu Kementerian Kesehatan memandang perlu disusunnya Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Standar Pelayanan Rumah Sakit Khusus.

Dirjen mengharapkan tersusunnya Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Standar Pelayanan Rumah Sakit Khusus ini, akan menjadi acuan bagi Rumah Sakit, dalam memberikan pelayanan yang bermutu dan menjadi dasar bagi Kementerian Kesehatan dalam melakukan pembinaan dan pengawasan bagi rumah sakit khusus. Semoga pertemuan ini membuahkan pemikiran-pemikiran yang progresif dan ditindak lanjuti dengan langkah yang lebih konkrit demi peningkatan pelayanan kesehatan di Indonesia khususnya di RS Khusus.

Sumber: http://yanmedik.depkes.go.id/

BPOM Umumkan 21 Obat Tradisional yang Berbahaya

Jumat, 07/10/2011 16:08 WIB AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
 
Jakarta, Beberapa hari yang lalu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) merilis daftar obat tradisional yang ketahuan mengandung bahan kimia. Dari 21 obat tradisional yang masuk daftar tersebut, 7 di antaranya mengandung obat anti inflamasi (radang) non steroid (AINS).

Obat-obat AINS yang ditambahkan dalam obat tradisional itu antara lain fenilbutason, piroksikam dan natrium diklofenak. Selain mengatasi inflamasi atau radang, obat-obat ini juga meredakan nyeri sehingga sering dipakai untuk meredakan nyeri sendi.

Karena efeknya sangat kuat, penggunaannya tentu harus menggunakan resep dokter dan tidak boleh sembarangan dicampur dengan obat tradisional. Jika dikonsumsi tidak sesuai indikasi medis atau dosisnya tidak tepoat, efek sampingnya justru akan berbahaya.

Praktisi klinis dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr H Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP mengatakan, efek samping obat-obat AINS paling banyak menyerang lambung dan usus 12 jari. Gejalanya antara lain nyeri ulu hati.

Efek samping yang lebih parah adalah muntah atau bahkan perdarahan di saluran cerna hingga memicu kebocoran pada lambung dan usus. Dalam praktik sehari-hari, hampir 50 persen kasus perdarahan saluran cerna memang berhubungan dengan penggunaan obat antiradang AINS.

Pada penggunaan jangka panjang, efek samping obat-obat AINS malah bisa lebih parah lagi termasuk dapat memicu kerusakan hati dan ginjal. Jika sampai mengalami gagal ginjal, maka pasien harus menjalani cuci darah yang biayanya tentu tidak murah.

"Masyarakat memang harus berhati-hati dan mencurigai produk jamu yang jika dikonsumsi kerjanya sangat cepat dalam mengilangkan rasa sakit. Kemungkinan memang jamu tersebut telah ditambahkan zat kimia," tulis Dr Ari Syam dalam emailnya untuk wartawan, Jumat (7/10/2011).

Bahan kimia lainnya yang tercantum dalam daftar obat tradisional berbahaya itu antara lain obat kuat tadalafil dan sildenafil sitrat. Keduanya merupakan obat-obat antiimpotensi yang cukup populer dan dijual dengan nama dagang Cialis dan Viagra.

Seperti dikutip dari POM.go.id, daftar obat tradisional yang dinyatakan berbahaya oleh BPOM karena dicampur bahan kimia adalah sebagai berikut.


No Nama Produsen dan alamatnya Bahan kimia obat Keterangan
 1 Poten-Zhi kapsul  PT Daxen Indonesia, Bogor  Tadalafil  Izin Edar dibatalkan
 2  Asam Urat Nyeri Tulang Cap Gunung Krakatau serbuk  itra Herbindo Utama, Jakarta  Parasetamol dan fenilbutason  Tidak Terdaftar, mencantumkan No. Izin Edar fiktif TR 993200421
 3  Buah Naga kapsul  Lebah Makasar  Parasetamol dan fenilbutason  Tidak Terdaftar, mencantumkan No Izin Edar fiktif TR 003228621
 4  Dewa Dewi kapsul  PJ Kurnia, Jateng  Parasetamol  Tidak Terdaftar, mencantumkan No Izin Edar fiktif TR 993299761
 5  Jamu Cap Putri Sakti Penyehat Badan (Penggemuk Badan) cairan obat dalam  CV Putri Sakti Husada Jawa Timur  Fenilbutason  Tidak Terdaftar, mencantumkan No. Izin Edar fiktif TR 013611911
 6  Jamu Tradisional Jawa Asli Cap Putri Sakti cairan obat dalam  CV Putri Sakti Husada, Jawa Timur  Fenilbutason  Tidak Terdaftar, mencantumkan No. Izin Edar fiktif TR 103609311
 7  Kapsul Telat Bulan (Tiauw Keng Poo Sae)  Tabib Jaya Sakti, Jawa Tengah  Parasetamol  Tidak Terdaftar, mencantumkan No. Izin Edar fiktif TDP 11072600063
 8  Kuat Tahan Lama Surabaya Madura serbuk  Racikan Madura  Sildenafil sitrat  Tidak Terdaftar, mencantumkan No. Izin Edar fiktif TR 001508741
 9  Lebah Mutiara Asam Urat kapsul  Perusahaan Jamu Tradisional Solo  Parasetamol  Tidak Terdaftar, mencantumkan No. Izin Edar fiktif TR 043274672
 10  Lebah Mutiara Gatal-Gatal kapsul  Perusahaan Jamu Tradisional Solo  Parasetamol  Tidak Terdaftar, mencantumkan No. Izin Edar fiktif TR 943274672
 11  Linu Rat kapsul  PJ Sido Mekar  Piroksikam  Tidak Terdaftar, mencantumkan No. Izin Edar fiktif TR 003202171
 12  MD dan SM Obat Asam Urat Nyeri Tulang/Sendi Cicunguya kapsul  PJ Ramuan Dayak  Parasetamol dan fenilbutason  Tidak Terdaftar, mencantumkan No. Izin Edar fiktif TR 993201183
 13  Obat Kuat dan Tahan Lama Powerman kapsul  Indo Alam Perkasa, Denpasar  Sildenafil sitrat  Tidak Terdaftar, mencantumkan No. Izin Edar fiktif TR 893518902
 14  Obat Kuat dan Tahan Lama Super X kapsul  PJ Husodo Jaya  Sildenafil sitrat dan parasetamol  Tidak Terdaftar, mencantumkan No. Izin Edar fiktif TR 053347131
 15  Pil Anti Sakit Gigi Plus Pak Tani tablet  Sari Tani Jateng  Parasetamol  Tidak Terdaftar, mencantumkan No. Izin Edar fiktif TR 003503787
 16  Prima Setia kapsul  CV Manshuba Indo Herba, Jakarta  Sildenafil sitrat  Tidak Terdaftar, mencantumkan No. Izin Edar fiktif 403.10.16.2001
 17  Scorpion kapsul  PJ Sinar Makmur, Madura  Parasetamol  Tidak Terdaftar, mencantumkan No. Izin Edar fiktif TR 202568336
 18  Spider kapsul  PJ Sinar Makmur, Madura  Sildenafil sitrat  Tidak Terdaftar, mencantumkan No. Izin Edar fiktif TR 9935758412
 19  Tangkur Cobra Laut kapsul  PJ Bima Perkasa  Sildenafil sitrat dan natrium diklofenak  Tidak Terdaftar, mencantumkan, No. Izin Edar fiktif TR 993728001
 20  Tiger Fit Asam Urat Flu Tulang kapsul  Akar Tiongkok Indonesia  Parasetamol  Tidak Terdaftar, mencantumkan No. Izin Edar fiktif TR 048473777
 21  Power Up kapsul  Tibet Sheng Yang Bioengineering Co.Ltd/PT Woo Tekh Indonesia Sildenafil sitrat   Tidak terdaftar.
Sumber: http://www.detikhealth.com/read/2011/10/07/160848/1739195/763/bpom-umumkan-21-obat-tradisional-yang-berbahaya

MENKES RESMIKAN RUMAH SAKIT BAGI DHUAFA

Rumah sakit mempunyai kewajiban memberikan pelayanan kesehatan yang aman bermutu, efektif, dan tidak diskriminatif serta berorientasi pada kepentingan pasien. Rumah sakit adalah garda terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat selain  pelayanan dasar yang dilaksanakan Puskesmas dan Posyandu.
Hal itu disampaikan Menteri Kesehatan, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH pada acara peresmian Rumah Sakit Islam (RSI) Sari Asih Ar-Rahmah dan Rumah Sakit Sari Asih Ciputat bertepatan dengan peringatan hari ulang tahun Rumah Sakit (RS) Sari Asih ke-30, di Tangerang 15 Juni 2011.

Dalam kesempatan tersebut juga hadir Wakil Gubernur Provinsi Banten, Drs. H.M. Masduki, Ketua DPRD Kota Tangerang, Heri Rumawatine, SH, Walikota Tangerang, H. Wahidin Halim, Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, dr. H. Kuntjoro Adi Purjanto, Sekretaris Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, dr. Yusharmen, D.Comm.H, M.Sc, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Direktur RSU Tangerang, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Kepala Dinas Kota Kesehatan Tangerang Selatan, serta Direktur Utama PT. Askes Pusat.

Menkes menambahkan, dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, pemerintah menyadari bahwa hal itu tidak mungkin dilaksanakan oleh pemerintah saja, tetapi memerlukan partisipasi dari berbagai sektor seperti dari Kementerian Pertanian, Kementerian PU, masyarakat, swasta dan lain sebagainya. Karena itu, partisipasi dari masyarakat baik dari organisasi profesi, organisasi masyarakat maupun dari masyarakat madani dan masyarakat akar rumput juga sangat dibutuhkan.

“Tanpa partisipasi tersebut maka pembangunan kesehatan tidak mungkin dapat dicapai seperti yang dicita-citakan”, ujar Menkes.

Dalam kesempatan tersebut Menkes menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Pemerintah Kota Tangerang yang secara mandiri dan sadar mengupayakan kesehatan bagi masyarakatnya dan tidak selalu menunggu uluran tangan dari pemerintah. Hal tersebut ditandai dengan digulirkannya program kartu Multiguna untuk berobat, bantuan beras untuk orang miskin (Raskin) dan beasiswa bagi warga Kota Tangerang yang tergolong miskin dan rentan miskin.

Pada kesempatan tersebut Menkes juga memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Direksi RS Sari Asih, karena rumah sakit yang dikelolanya sekarang sudah berkembang dan mempunyai beberapa cabang. Salah satu cabangnya adalah RSI Sari Asih Ar-Rahmah yang merupakan rumah sakit tanpa kelas yang diperuntukkan khusus bagi warga miskin dan dhuafa.

RSI Sari Asih Ar-Rahmah merupakan rumah sakit yang khusus melayani kesehatan para dhuafa. Pelayanan kesehatan yang dilakukan tidak dipungut biaya sama sekali. Hal tersebut dimaksudkan untuk membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan dan tanpa memandang status sosial.

Sejak soft opening tanggal 12 November 2010, RSI Sari Asih Ar-Rahmah mulai melayani warga dhuafa Kota Tangerang yang hidupnya masih dibawah garis kemiskinan dengan memanfaatkan program kartu Multiguna dan juga menerima pasien tidak mampu lainnya. Sampai saat ini pasien bisa mendapatkan pelayanan kesehatan baik gawat darurat, rawat jalan, rawat inap, maupun tindakan pengobatan lainnya dari para dokter dan petugas medis yang ada.

Sementara itu Walikota Tangerang, Wahidin Halim dalam sambutannya mengatakan, Pemkot Tangerang sangat berkomitmen meningkatkan fasilitas kesehatan bagi warganya. Sebagai bukti, digulirkannya kartu Multiguna, pembangunan 1000 Posyandu, dan melengkapi fasilitas Puskesmas yang ada serta pada tahun 2012 mendatang akan membangun RSUD Kota Tangerang.

RSI Sari Asih Ar Rahmah merupakan rumah sakit tanpa kelas yang diperuntukkan khusus bagi warga miskin Kota Tangerang. Rumah Sakit itu akan  melayani 26 ribu jiwa dari total 1,8 juta penduduk kota yang hidupnya masih dibawah garis kemiskinan.

Bermula dari pratik bidan

Rumah Sakit Sari Asih berdiri sejak tahun 1981, bermula dari sebuah rumah bersalin yang sebelumnya dirintis dari sebuah praktik bidan Siti Rochayah. Di tahun 1988 rumah bersalin berkembang menjadi rumah sakit ibu dan anak dengan 42 tempat tidur dan merupakan salah satu rumah sakit ibu dan anak swasta pertama di Tangerang. Tahun 1998 RS Sari Asih menjelma menjadi sebuah rumah sakit umum dengan 76 tempat tidur yang didukung oleh dokter spesialis berbagai bidang seperti dokter anak, dokter bedah dan lain-lain.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52960661, Call Center: 021-500567, 30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id, info@depkes.go.id, kontak@depkes.go.id

Sumber: http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1548-menkes-resmikan-rumah-sakit-bagi-dhuafa.html

PERLU DUKUNGAN KEPALA DESA DAN LURAH UNTUK MENCAPAI KEBERHASILAN PROGRAM KESEHATAN

Meskipun akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan semakin membaik, tetapi berdasarkan hasil Riskesdas 2010, masih ditemukan disparitas derajat kesehatan antar wilayah, antar kelompok masyarakat, dan antar tingkat sosial ekonomi.

Demikian sambutan Menkes yang dibacakan Direktur Jenderal Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Dr. dr. H. Slamet Riyadi Yuwono, DTM&H, MARS, M.Kes saat menerima 470 peserta Temu Karya Nasional dalam rangka Penyelenggaraan Perlombaan Desa dan Kelurahan Tingkat Nasional tahun 2011 di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta (16/08). Mereka terdiri dari Kepala Desa, Lurah, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa dan Kelurahan, Ketua Tim Penggerak PKK Desa dan Kelurahan, Camat Lokasi Desa dan Kelurahan Juara, Perwakilan Pemerintah Daerah Lokasi Desa dan Kelurahan Juara.
Untuk mempercepat pencapaian MDG’s, Kemkes memiliki beberapa program unggulan, yaitu Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) untuk mendukung pelaksanaan kegiatan operasional Puskesmas di lapangan, termasuk upaya promotif dan preventif; Jamkesmas untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu; dan Jaminan Persalinan (Jampersal) sebagai jaminan pelayanan kesehatan reproduksi terpadu. Jampersal  meliputi pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, pelayanan nifas termasuk KB pasca persalinan dan pelayanan bayi baru lahir baik di tingkat primer untuk kasus normal, maupun pelayanan rujukan di kelas III RS untuk kasus komplikasi dan emergensi. Dengan adanya Jampersal, sekitar 2,8 juta sasaran yang belum mempunyai jaminan kesehatan/persalinan akan dapat dilayani pada tahun 2011, jelas Menkes.

Menkes berharap Kepala Desa dan Kelurahan serta Pemerintah Daerah pendukung pelaksanaan program BOK, Jamkesmas dan Jampersal.

“Dengan program ini, tidak ada lagi pengaduan masyarakat terkait penolakan untuk mendapatkan pelayanan Kesehatan di tingkat primer maupun rujukan, baik di fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan setempat”, tegas Menkes.

Disampaikan pula, upaya paling mendasar untuk menjamin pencapaian kualitas tumbuh kembang anak sekaligus memenuhi hak anak, dengan memberikan makanan terbaik bagi anak sejak lahir hingga usia dua tahun. WHO merekomendasikan pemberian hanya ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan; meneruskan pemberian ASI sampai anak berumur 24 bulan; dan memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) kepada bayi mulai usia 6 bulan.

“Pemberian ASI bukan hanya sekedar rekomendasi WHO, tetapi diakui oleh agama sebagai makanan bayi dan anak ciptaan Tuhan yang tidak dapat digantikan dengan makanan dan minuman yang lain” ujarnya.

Sejalan dengan hal tersebut, komitmen Kemkes untuk melaksanakan program ASI eksklusif, ditunjukkan dengan adanya Ruang Laktasi atau Pojok ASI. Hal ini diharapkan dapat menjadi motivasi agar ruang laktasi dapat diadakan di semua kantor dan instansi jajaran Dinas Kesehatan, serta di RS di seluruh Indonesia, tambah Menkes.

Pada kesempatan tersebut, Menkes memberikan apresiasi kepada daerah yang telah memiliki kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR), yaitu 8 provinsi telah memiliki kebijakan KTR dan 11 Kab/Kota yang telah memiliki Peraturan Daerah, yaitu Palembang, Jakarta, Bogor, Tangerang, Bandung, Surabaya, Pontianak, Sragen, Padang Panjang, Payakumbuh, Cirebon.

“Kawasan Tanpa Rokok merupakan tanggung jawab seluruh komponen bangsa, baik individu, masyarakat, parlemen maupun pemerintah, untuk melindungi generasi sekarang maupun yang akan datang. Diharapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dapat dikembangkan di wilayah kerja masing-masing”, ujar Menkes.

Ditambahkan, berbagai program atau upaya yang telah dilaksanakan di masa lalu dan masih relevan dengan kondisi sekarang, seperti Poskestren, Desa Siaga dan upaya lain yang mengacu pada kearifan lokal, harus terus dipelihara dan kembangkan.

Sementara itu, Dirjen Gizi & KIA, Dr. dr. H. Slamet Riyadi Yuwono dalam paparannya menyatakan, saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) berhasil diturunkan. Namun, diperlukan upaya yang lebih keras untuk dapat mencapai target MDG’s, yakni menurunkan AKI dari 228 per 100.000 kelahiran hidup, menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup. Selain itu, secara nasional cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan meningkat dari 40,7% pada tahun 1990 menjadi 82,2% pada tahun 2010.  Namun, masih tampak kesenjangan antar propinsi dalam cakupan tersebut, di provinsi DIY mencapai 98.60% sedangkan di provinsi Maluku Utara  masih berkisar 26.20%.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: (021) 52907416-9, faksimili: (021)52960661, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC): 021-500567, atau e-mail kontak@depkes.go.id

Sumber:
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1633-perlu-dukungan-kepala-desa-dan-lurah-untuk-mencapai-keberhasilan-program-kesehatan.html

Oow, Perokok Pasif Berisiko Tinggi Kena Kanker Serviks

KANKER serviks atau leher rahim sudah menjadi momok bagi wanita di zaman modern ini. Berbagai cara dilakukan agar perempuan tak terkena dampak penyakit tersebut. Tapi tahukah Anda, kanker serviks berpotensi muncul pada perempuan perokok pasif?

Anda mungkin merasa aman tak mengisap rokok. Anda pun tak merasa canggung berada di dekat perokok yang tengah mengepulkan asapnya. Mulai kini, Anda harus tahu meski tak merokok, Anda pun terancam berisiko kanker serviks, lho.

Perempuan perokok memiliki risiko kanker serviks di atas rata-rata. Penelitian terbaru tidak menunjukkan bahwa perempuan yang menghirup asap rokok yang dihembuskan perokok lain akan berakhir dengan kanker itu. Namun studi menunjukkan bahwa perokok pasif memiliki risiko mengalami kerusakan sel pada serviksnya.

Kerusakan itu dilihat dokter dengan tes Pap smear saat mereka diskrining untuk kanker serviks. Temuan itu tidak membuktikan bahwa menjadi perokok pasif bertanggung jawab terhadap abnormalitas serviks.

Namun hasil dari studi yang melibatkan 4.400 perempuan yang menjalani Pap smear menunjukkan bahwa “perempuan yang melaporkan terpapar asap rokok lebih mungkin memiliki tes Pap smear yang abnormal dibandingkan perempuan yang melaporkan tidak terpapar asap rokok,” kata kepala peneliti Dr. Kristy K. Ward, dari University of California San Diego.

Tes Pap yang abnormal pada perempuan bukan berarti yang bersangkutan mengidap kanker serviks. Faktanya, perempuan dengan hasil tes Pap abnormal tidak mengembangkan kanker tersebut. Namun mereka membutuhkan tes lebih lanjut, kadang-kadang pembedahan.

Penyebab utama kanker serviks adalah infeksi persisten oleh strain tertentu human papillomavirus (HPV),  yang menyebabkan kutil kelamin. Dimungkinkan dengan menjadi perokok pasif membuat perempuan lebih rentan membentuk abnormalitas jaringan srviks.

Perokok aktif sejak lama dikaitkan dengan meningkatnya risiko kanker serviks. Sejumlah studi pun menunjukkan toksin perokok aktif maupun pasif bisa ditemukan pada kanker serviks.

Ward mengatakan karsinogen, materi penyebab kanker pada asap rokok, menyebabkan materi genetik pada sel berubah. “Jadi sel tidak berfungsi dengan normal. Ini bisa menuntun abnormalitas pada sel yang terlihat pada tes Pap smear dan punya potensi berkembang menjadi kanker.”

Studi sebelumnya menemukan kaitan antara perokok pasif dan hasil Pap yang abnormal, namun studi lainnya gagal mengonfirmasi koneksinya. Studi terakhir ini berbeda dengan sebagian besar perempuan yang terlibat adalah Hispanik Amerika.

Perempuan Hispanik di AS memiliki laju risiko kanker serviks sebanyak 11,5 per 100.000 dibandingkan 8 per 100.000 di antara perempuan AS pada umumnya.(go4/RRN)

Sumber:
http://www.metrotvnews.com/read/news/2011/09/05/63678/Oow-Perokok-Pasif-Berisiko-Tinggi-Kena-Kanker-Serviks

Sabtu, 08 Oktober 2011

Dokter Lupa Cuci Tangan, Pasien Terancam

Asep Candra | Jumat, 12 November 2010 | 09:16 WIB
 
JAKARTA, KOMPAS.com - Penanganan dari satu pasien ke pasien lainnya dan kondisi lingkungan di rumah sakit menjadikan tangan para dokter dan perawat rentan menjadi media penularan kuman penyakit.

Walau kebiasaan menjaga kebersihan tangan terbukti dapat mengurangi penyebaran kuman patogen di fasilitas-fasilitas kesehatan. Namun, kesadaran tenaga kesehatan menjalankan prosedur mencuci tangan selama bekerja masih relatif rendah.

Studi di beberapa negara menunjukkan, tingkat kebiasaan mencuci atau membersihkan tangan di kalangan pekerja kesehatan di rumah sakit masih di bawah 50 persen.  Kondisi yang mirip juga terjadi di Indonesia.

Hasil riset yang dilakukan Perhimpunan Pengendalian Infeksi Indonesia (Perdalin) pada Januari-Februari 2010 di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo (RSCM) menunjukkan, tingkat kepatuhan para dokter membersihkan tangan masih di bawah 40 persen, sedangkan kepatuhan para perawat rata-rata mencapai 60 persen.

Fenomena ini cukup memprihatinkan, padahal infeksi di lingkungan rumah sakit atau disebut infeksi nosokomial dapat menimbulkan efek yang fatal dan beban yang sangat besar.

Di Amerika Serikat saja, infeksi di rumah sakit ditengarai membunuh lebih banyak daripada HIV. Sebuah riset menyebutkan, setiap tahunnya sekitar 48.000 orang meninggal karena infeksi yang didapat selama mereka berobat ke rumah sakit. Diperkirakan, sepertiga dari 1,7 juta infeksi di negeri Paman Sam itu merupakan infeksi nosokomial.

Kampanye di kalangan tenaga medis
Dalam upaya meningkatkan kesadaran tenaga kesehatan menjaga kebersihan tangan dan mencegah infeksi, Perhimpunan Pengendalian Infeksi Indonesia (Perdalin) dan Bayer Schering Pharma bekerjasama dalam sebuah kampanye yang ditujukan kepada dokter dan perawat di beberapa rumah sakit di Indonesia.

Peluncuran program kampanye kebersihan tangan dan pengendalian infeksi tesebut diluncurkan Kamis (11/11/2010) kemarin di Jakarta.  Kampanye ini juga merupakan bentuk dukungan pada program Save Lives: Clean Your Hands dari the World Health Organization yang bertujuan untuk meningkatkan kebiasaan tenaga medis membersihkan tangan pada waktu-waktu tertentu dan dengan cara yang benar.

”Melalui kampanye ini, kami berharap para dokter dan perawat di Indonesia akan lebih memahami dan meningkatkan kepeduliannya dalam menjaga kebersihan tangan untuk mengendalikan penyebaran infeksi di lingkungan rumah sakit, serta lebih gencar lagi mengingatkan pasien untuk rajin mencuci tangan untuk menghindari penularan penyakit,” ungkap Ketua Perdalin, Djoko Widodo.

Djoko menambahkan, penularan mikro organisme dalam lingkungan rumah sakit melalui tangan pekerja kesehatan dapat terjadi dengan berbagai cara. Awalnya, kuman berpindah dari tangan atau kulit pasien ke barang-barang yang ada di sekitar pasien seperti pakaian, tempat tidur, selimut, dan lain-lain.

Kemudian, dokter atau perawat pun terkontaminasi saat melakukan pemeriksaan atau perawatan rutin dengan menyentuh kulit pasien atau barang-barang di sekitarnya, meski mereka menggunakan sarung tangan sekalipun. Kuman penyakit dapat bertahan di tangan para pekerja kesehatan selama setidaknya beberapa menit setelah kontaminasi terjadi.

"Karena itu, membersihkan tangan yang dikenal sebagai 5 momen, yaitu 1) sebelum kontak dengan pasien, 20 sebelum tindakan asepsis, 3) setelah terkena cairan tubuh pasien, 4) setelah kontak dengan pasien, dan 5) setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien merupakan prosedur yang paling utama dalam mencegah kuman berkembang biak dan menyebar di rumah sakit,” tambah  Djoko.  

Lebih lanjut Djoko menyebut setidaknya ada empat jenis infeksi yang paling sering muncul di Rumah Sakit. "Infeksi pada saluran nafas (paru-paru), saluran darah, saluran kemih dan area bedah," ujarnya.
Sumber:
http://health.kompas.com/read/2010/11/12/09165512/Dokter.Lupa.Cuci.Tangan.Pasien.Terancam.

Kebiasaan Cuci Tangan Masih Rendah

Bramirus Mikail | Asep Candra | Kamis, 29 September 2011 | 17:32 WIB
 
 
JAKARTA, KOMPAS.com - Belum lama ini sebuah riset yang diusung oleh Kemitraan Pemerintah dan Swasta untuk Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) menyimpulkan bahwa pengetahuan masyarakat terkait CTPS terbilang sudah tinggi. Namun sayang, prakteknya justru masih sangat rendah.
"Orang menganggap cuci tangan itu tidak penting. Mereka hanya cuci tangan pakai sabun kalau tangannya kotor, berminyak, bau. Kalau tidak kotor atau bau dia akan menganggap tangannya bersih. Padahal, sebenarnya kuman nempel di mana-mana," ujar Wendy Sarasdyani, koordinator Public-Private Partnership for Handwashing (PPP-HWWS) di Jakarta, Kamis (29/9/2011).
Menurut Wendy, pada dasarnya perilaku masyarakat terkait kebiasaan CTPS baik di perkotaan maupun desa tidak jauh berbeda. Ia menganggap CTPS tidak menjadi kebiasaan atau norma sosial.
Untuk mengubah perilaku tersebut, Kemitraan Pemerintah Swasta untuk CPTS telah mengujikan satu metodologi dinamakan pemicuan. Wendy menuturkan, maksud pemicuan di sini sebenarnya tidak lain adalah penyuluhan.
"Pemicuan ini ada prinsip-prinsipnya. Salah satunya tidak ada subisidi dari manapun, dan pemberdayaan masyarakat yang dipandu oleh masyarakat itu sendiri. Adapun elemen di dalamnya kita akan tumbuhkan rasa malunya dia, rasa jijik, rasa nggak enak," ucapnya.
Untuk menumbuhkan rasa jijik dan risih tersebut, ia membuat suatu demo dengan menggunakan tepung kanji yang dioleskan ke seluruh tangan. Kemudian digosok dengan cairan yodium, setelah digosok lalu tangan dicuci tanpa sabun. Demo ini untuk melihat, bahwa cuci tangan tanpa sabun saja tidak akan cukup membunuh kuman.
"Nah di situ akan kelihatan kalau tangannya ada bercak-bercak hitam, sebagai ilustrasi kuman yang menempel di tangan. Dengan seperti itu mereka akhirnya ke picu dan tergerak untuk mau cuci tangan. Karena masyarakat kita harus melihat dan mengalami baru mau berubah. Kalau tidak sepetti itu tidak akan ada perubahan perilaku," tandasnya.
 
Sumber:
http://health.kompas.com/read/2011/09/29/17324045/Kebiasaan.Cuci.Tangan.Masih.Rendah.

8 Sarang Kuman di Tempat Umum

Lusia Kus Anna | Jumat, 26 Agustus 2011 | 16:10 WIB
 
Kompas.com - Banyak dari kita yang yakin telah menetapkan standar kebersihan yang tinggi di rumah. Kita mungkin sudah getol membersihkan rumah, namun pada saat yang sama tanpa disadari kita sering mengundang kuman masuk ke rumah.
Toilet selama ini dianggap sebagai tempat yang paling kotor padahal kenyataannya kuman-kuman lebih sering beristirahat di gagang telepon umum, tombol lift, buku menu , dan di gagang pintu. Dan kita menyentuh semua benda tersebut tanpa menyadari telah bersentuhan dengan kuman.
Berikut ini beberapa tempat di mana kuman berada:
1. Buku menu restauran Saat Anda berada di restauran Anda pasti meminta menu makanan kepada pelayan. Dan buku menu makanan yang dibawa sebelum diberikan kepada Anda sempat dipegang oleh banyak orang. Ada kemungkinan bahwa kuman sedang beristirahat di buku menu dan berpindah ke tangan Anda. Penelitian telah menunjukan bahwa virus flu dapat hidup sampai 18 jam pada permukaan yang keras.
2. Irisan lemon
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Environmental Health pada tahun 2007 menunjukkan bahwa mikroba tinggal di potongan lemon yang menjadi hiasan pada pinggiran gelas direstoran. Mikroorganisme yang mungkin ditemukan dalam potongan lemon, termasuk E. coli. Anda bisa menghindarinya dengan memesan minuman tanpa potongan lemon.
3. Wadah bumbu
Bumbu penyedap seperti garam, kecap, sambal dan merica biasanya disediakan secara bebas di meja restoran. Sayangnya kebanyakan orang lupa mencuci tangan sebelum menyentuhnya sehingga kuman bisa berpindah.
Untuk mencegah kuman ada baiknya Anda selalu mencuci tangan atau minimal memakai cairan pembunuh kuman sebelum makan.
4. Gagang pintu toilet Gagang pintu mengandung kuman lebih banyak dari pada toiletnya sendiri karena banyak orang menyentuhnya. Anda bisa menggunakan tisu kertas untuk menyentuhnya, terutama saat Anda selesai mencuci tangan sebelum makan.
5. Wadah sabun di toilet umum
Waduh sebun yang berada toilet umum biasanya tidak dibersihkan sehingga mikroba mulai tumbuh. Kuman-kuman berkumpul di sana karena sering disentuh oleh orang yang tangannya masih kotor.
6. Troli supermarket
Kuman dapat berpindah dari satu orang ke orang lain melalui pegangan troli di supermarket. Karena itu selalu cuci tangan dengan sabun setelah Anda berbelanja, terlebih ketika musim penyakit tiba.
7. Toilet di pesawat
Toilet di pesawat merupakan gudang bakteri dan mikroba lainnya, terutama di bagian kran dan gagang pintu. Waspadai kemungkinan penularan penyakit terutama jika Anda berada dalam penerbangan luar negeri.
8. Ruang tunggu dokter
Tempat ini merupakan tempat bertemunya berbagai kuman penyakit yang dibawa oleh pasien. Hindari penularan penyakit dengan cara membersihkan tangan dengan sabun. Jika Anda sedang sakit, gunakan masker agar kuman tidak menyebar. (M05-11)
 
Sumber:
http://health.kompas.com/read/2011/08/26/16101770/8.Sarang.Kuman.di.Tempat.Umum 

PHBS Belum Jadi Budaya

Bramirus Mikail | Asep Candra | Jumat, 7 Oktober 2011 | 17:35 WIB
 
 
 
JAKARTA, KOMPAS.com - Kesadaran akan pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di masyarakat masih perlu ditingkatkan dan dibina agar menjadi sebuah budaya, yaitu budaya bersih.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama saat temu media  menyambut Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia, Jumat, ( 7/10/2011).
"Secara umum, pencegahan lebih baik dari pada mengobati. Kita seharusnya melakukan upaya agar masyarakat sehat, itu akan lebih bagus ketimbang mengobati orang sakit," katanya.
Menurut Tjandra, untuk mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat bisa dilakukan dengan cara mudah dan sederhana yaitu dengan membiasakan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Ia mengatakan, hampir seluruh negara berkembang di dunia kematian bayi dan balita disebabkan penyakit diare dan ISPA (infeksi saluran pernapasan akut).
"Hanya dengan cara sederhana cuci tangan pakai sabun, angka kesakitan dan kematian bisa diturunkan. Terutama dalam mencegah dua penyakit utama, infeksi saluran cerna dan infeksi saluran napas. Kedua penyakit itu adalah penyakit yang paling sering terjadi pada bayi dan balita," ucapnya.
Ia menambahkan, CTPS adalah salah satu perilaku hidup bersih dan sehat yang sederhana tetapi merupakan intervensi kesehatan yang paling cost effective.
"CTPS itu perilaku yang relatif sederhana, artinya tidak perlu alat yang canggih, dan bisa dilakukan dimana saja. Di samping dampaknya yang besar dalam mencegah penyakit," bebernya.
Data perilaku cuci tangan secara umum menunjukkan terjadi peningkatan perilaku CTPS dari 11 persen tahun 2007 menjadi 23 persen tahun 2010. Namun meski telah terjadi kenaikan, angka ini dinilai Tjandra masih terlalu kecil dan perlu untuk ditingkatkan.
"Kita memang belum sepenuhnya melakukan kegitan CTPS. Padahal yang dilakukan relatif sederhana. Jadi kalau kita bisa tingkatkan lagi akan lebih bagus," jelasnya.
Untuk meningkatkan perilaku CTPS, Tjandra mengatakan akan bekerjasama dengan berbagai unsur kementerian/lembaga negara, SIKIB (Solidaritas Isteri Kabinet Indonesia Bersatu) dan para pemangku kepentingan lainnya dalam perayaan menyambut Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia yang akan diselenggarakan mulai tanggal 13-14 Oktober 2011.

Sumber

20.000 Orang Hidup Dipasung

Lusia Kus Anna | Sabtu, 8 Oktober 2011 | 07:45 WIB
 
 
 
JAKARTA, KOMPAS.com — Sekitar 20.000 penderita gangguan jiwa berat (skizofrenia) di Indonesia hidup di pasungan. Ketidaktahuan tentang penyakit jiwa, kendala ekonomi, serta mahal dan jauhnya akses kesehatan menyebabkan hanya sedikit penderita gangguan jiwa berat yang mendapat perawatan.
”Sikap agresif, emosional, paranoid, dan memusuhi orang lain yang ditunjukkan penderita gangguan jiwa berat membuat sebagian masyarakat memasung keluarga mereka yang menderita gangguan jiwa. Padahal, itu adalah gejala penyakit,” ujar Direktur Bina Kesehatan Jiwa, Kementerian Kesehatan, Irmansyah, di Jakarta, Jumat (7/10).
Masyarakat masih menganggap gangguan jiwa berat bukanlah persoalan medik, tetapi sebagai ”penyakit” akibat kemasukan setan atau kutukan. Kondisi ini membuat upaya medik yang dilakukan justru mendapat penolakan dari keluarga.
Riset Kesehatan Dasar 2007 Kemkes menunjukkan, penderita gangguan jiwa berat di Indonesia mencapai 0,46 persen atau sekitar 1 juta orang. Prevalensi tertinggi di DKI Jakarta (2,03 persen), Aceh (1,9 persen), dan Sumatera Barat (1,6 persen).
Selain pemasungan, gangguan kesehatan jiwa menimbulkan berbagai persoalan sosial, mulai dari perceraian, bunuh diri, tawuran, kekerasan dalam rumah tangga, penggunaan narkotika dan zat adiktif, hingga pengangguran dan kemiskinan.
Fasilitas kesehatan jiwa yang ada sangat terbatas. Menurut Sekretaris Ditjen Bina Upaya Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Kuntjoro Adi Purjanto, saat ini ada 48 rumah sakit jiwa dengan 7.716 tempat tidur. Peran swasta masih kecil.
Namun, banyak rumah sakit jiwa mengajukan perubahan status menjadi rumah sakit umum. Adapun rumah sakit umum kurang memperhatikan layanan kesehatan jiwanya.
Tenaga kesehatan jiwa pun sangat terbatas. Standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, rasio ideal dokter spesialis kesehatan jiwa (psikiater) dengan penduduk adalah 1 : 30.000. Namun, di Indonesia, rasio psikiater dan penduduk baru mencapai 0,22 : 100.000.
”Saat ini baru ada sekitar 600 psikiater,” tutur Irmansyah.
Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengingatkan, para ahli kesehatan jiwa untuk menyiapkan rencana pengelolaan kesehatan jiwa dengan matang. Ke depan, potensi gangguan jiwa akan meningkat seiring pertumbuhan ekonomi. ”Jika terlambat mengantisipasi, butuh biaya besar untuk merawat dan mengobatinya,” ujarnya. (MZW)

Sumber:
http://health.kompas.com/read/2011/10/08/07452340/20.000.Orang.Hidup.Dipasung

Bersepeda di Jalan Raya Hirup Polutan Lebih Banyak

Lusia Kus Anna | Sabtu, 8 Oktober 2011 | 13:18 WIB
 
 
 
 
Kompas.com - Meski sama-sama berada di lingkungan yang tinggi kadar polusi udaranya, namun para pesepeda menghirup gas buangan kendaraan bermotor dua kali lipat lebih banyak dibanding orang-orang yang berjalan kaki.
Hal itu terungkap setelah para peneliti mengambil contoh air liur dari 10 orang di London yang terdiri dari 5 orang pesepeda dan 5 orang pejalan kaki. Secara umum tidak ada perbedaan signifikan antara kedua kelompok itu pada faktor lain, termasuk usia, jarak dari rumah ke jalan raya, fungsi paru, bahkan durasi waktu olahraga.
Akan tetapi ketika dites, para pesepeda memiliki kadar karbon hitam hingga tiga kali lebih tinggi dibanding pejalan kaki.
Karbon hitam yang diproduksi dari hasil pembakaran bahan bakar bensin dan disel berkaitan dengan penurunan detak jantung, penyakit jantung, asma, dan efek buruk lainnya.
"Olahraga memang menyehatkan, tetapi olahraga yang dilakukan di area yang tingkat polusinya rendah lebih disarankan," kata Dr.Chin Nwokoro dari London School of Medicine, Inggris.
Ia menambahkan, risetnya akan dilakukan lebih mendalam untuk mengetahui apakah orang yang beresiko tinggi, seperti pasien yang baru sembuh dari serangan jantung, boleh bersepeda di daerah perkotaan.

Sumber:
http://health.kompas.com/read/2011/10/08/13184622/Bersepeda.di.Jalan.Raya.Hirup.Polutan.Lebih.Banyak

 

Minggu, 02 Oktober 2011

INFLUENZA

Influenza adalah penyakit ikut yang menular, menyerang saluran napas, dan sering menjadi wabah yang diperoleh dari menghirup virusinfluenza.

 

Penyebab

Virus Influenza tipe A, B, dan C
 

Faktor Risiko

Siapa saja bisa, terutama jika itu terjadi dalam suatu komunitas (kantor, asrama, sekolahan). Ini bisa terjadi karena penyebaran virus melalui cairan yang keluar sewaktu penderita bersin, berbicara, dll. Apalagi jika kita berada dengan penderita dalam ruangan yang ber-AC (tertutup) dan tidak mendapat sinar matahari.
Namun demikian ada kelompok orang yang disebut berisiko tinggi, yaitu mereka yang menderita :
  • penyakit paru menahun, seperti asma, emfisema, bronkitis kronik, bronkiektasi, tbc, atau fibrosis kistik
  • penyakit jantung
  • penyakit ginjal kronik
  • penyakit kencing manis maupun gangguan metabolik menahun lainnya
  • anemia berat
  • mempunyai penyakit atau sedang menjalani terapi untuk menekan kekebalan tubuh
  • berusia lebih dari 50 tahun

 

Patofisiologi

Virus flu menyerang sel-sel permukaan saluran napas. Jaringan menjadi bengkak dan meradang. Namun meskipun rusak jaringan ini akan sembuh dalam beberapa minggu.

 

Gejala dan Tanda

Meskipun influenza sering disebut penyakit pernapasan, namun penyakit ini bisa memberi pengaruh ke seluruh tubuh. Penderita secara tiba-tiba menjadi demam, letih, lesu, kehilangan selera makan, dan sakit kepala, belakang tangan dan kaki. Juga menderita sakit tenggorokan dan batuk kering, mual dan mata seperti terbakar. Panas bisa meningkat hingga 104 derajat Fahrenheit, tapi akan menurun setelah 2 hingga 3 hari.
Gejala saluran nafasnya sendiri bisa berupa pilek dan batuk.

 

Komplikasi

Untuk anak-anak dan orang dewasa, influenza adalah penyakit yang bisa sembuh sendiri dalam satu minggu. Namun untuk orang yang tidak sehat atau daya tahannya menurun, influenza bisa berakibat fatal.
Tanda-tanda yang disebutkan di atas bisa menjadi sangat parah, dan mungkin terjadi komplikasi seperti pneumonia, sinusitis, dan radang dalam telinga. Kebanyakan komplikasinya adalah infeksi kuman karena daya tahan tubuh menjadi menurun untuk melawan kuman-kuman yang masuk.

 

Pencegahan

Influenza bisa dicegah dengan menjaga kondisi tubuh agar tetap fit dan menjauhi penderita flu. Selain itu, bisa menggunakan vaksin flu. Vaksin flu sendiri harus digunakan setiap tahun sehubungan dengan seringnya virus flu bereplikasi.

Penatalaksanaan
Untuk influensa yang belum berkomplikasi, harap beristirahat dengan cukup di rumah agar tidak menjadi bertambah parah. Mungkin dibutuhkan waktu sekitar 2 hari setelah demam berlalu.
Bisa menggunakan obat flu yang dibeli bebas. Kalau flu sudah terkomplikasi dengan infeksi bakteri, dokter akan meresepkan antibiotika.

Sumber
http://www.kalbe.co.id/dod_detail.php?detail=68

Rumah Sehat Cegah Demam Berdarah


Penyakit demam berdarah masih menjadi momok yang menakutkan setiap musim hujan tiba. Meskipun data dari Dit.PP.BB, Kemenkes RI menunjukkan bahwa angka kejadian DBD menurun di beberapa kota/kabupaten, namun penyebaran jumlah kota/kabupaten yang terjangkit menjadi meningkat. Pada tahun 2010 tercatat angka kejadian DBD adalah 55/100.000 penduduk, sedangkan pada tahun 2009 tercatat angka kejadian DBD adalah 68/100.000 penduduk.

Indonesia sebagai negara tropis dengan curah hujan yang tinggi, bisa dibilang menjadi surga bagi berbagai jenis hewan, termasuk diantaranya adalah nyamuk. Dari 3450 jenis nyamuk di seluruh dunia, 457 diantaranya terdapat di Indonesia, termasuk diantaranya 80 jenis Anopheles, 82 jenis Culex, 125 jenis Aedes & 8 jenis Mansonia. Habitat nyamuk sendiri dapat diberbagai tempat, terutama di tempat yang berair, baik di air bersih ataupun air kotor. Seperti misalnya di : genangan air hujan, tumbuhan yang menampung air, sawah, rawa, kolam, sungai beraliran lambat, selokan atau di wadah buatan manusia.

Faktor penyebab masih banyaknya kasus demam berdarah di masayarakat ada 2 yaitu : faktor alam seperti curah hujan, suhu & kelembapan udara, serta faktor prilaku, pola hidup masyarakat & kepadatan penduduk yang berpengaruh terhadap perkembangbiakan vektor penular.

Untuk meminimalkan faktor yang bersumber dari prilaku & pola hidup masyarakat, maka pada hari Senin kemarin, tanggal 31 Januari 2011, bertempat di salah satu rumah di kawasan Pondok Jaya, Mampang, Jakarta Selatan, diluncurkan kampanye nasional Rumahku Bebas Nyamuk Maximal. Kampanye ini dilakukan untuk mensosialisasikan cara menciptakan rumah yang bebas nyamuk dengan mudah dan efektif. Dengan adanya kampanye ini diharapkan dapat mengurangi gangguan nyamuk di rumah, sehingga angka kejadian penyakit yang ditularkan oleh nyamuk dapat terus turun.


Ki-ka : Dr. Rita Kusriastuti, MSc (Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, Ditjen P2PL KemenKes RI), Duta Baygon Max Irfan Penyok dan Putty Noor, Dr. drh. Upik Kesumawati Hadi, MS (pakar entomologis kesehatan dari IPB), Toton Suhartanto (Ikatan Arsitek Indonesia), dan Hetty Herawaty (Category Manager dari Baygon Max).

Pakar entomologi kesehatan dari IPB, Dr.drh.Upik Kesumawati Hadi, MS, menjelaskan bahwa dengan mengenal prilaku nyamuk dapat menghindarkan kita dari gangguan nyamuk. Nyamuk sendiri gemar hinggap di tempat yang kurang pencahayaannya, ruangan yang pengap serta yang ada bau keringat manusia. Oleh karena itu sebaiknya jangan menggantung baju bekas pakai karena dapat menjadi tempat bersarang nyamuk.

Sedangkan menurut bapak Toton Suhartanto, perwakilan dari Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI), bangunan rumah yang ideal harus memiliki lebar bukaan untuk sirkulasi udara & pencahayaan alami sekitar 20 % dari luas lantai, supaya rumah tidak menjadi gelap & sumpek. Tetapi apabila sudah terlanjur membangun rumah dengan atap rendah, maka cara untuk mensiasatinya adalah dengan memastikan rumah memiliki jendela yang cukup serta ditutup dengan kasa nyamuk sehingga nyamuk sukar masuk kedalam rumah. Selain itu dapat juga digunakan kelambu di tempat tidur untuk mencegah gigitan nyamuk saat tidur.

Berikut adalah 6 langkah supaya rumah dapat bebas dari nyamuk :
  • Maksimalkan sirkulasi udara & cahaya alami.
  • Hilangkan barang bekas di sekitar rumah yang bisa menjadi tempat genangan air dengan mendaur ulang barang-barang tersebut.
  • Jaga kebersihan rumah & lingkungan.
  • Pangkas tanaman yang terlalu rimbun.
  • Cegah nyamuk masuk dengan memasang kelambu/tirai/kasa nyamuk.
  • Gunakan obat anti nyamuk yang efektif

Nutrisi Seimbang Cegah Malnutrisi pada Lansia


30-05-2011 | Bekti-medicastore.com


malnutrisi pada lansiaOrang berusia lanjut (Orang tua) ternyata seringkali mengalami masalah malnutrisi walaupun mereka tidak kelihatan kurus. Semakin bertambah umur seseorang, semakin tinggi risiko menderita malnutrisi. Menderita penyakit tertentu, menurunnya fungsi fisiologis, pola makan yang salah, faktor ekonomi, berkurangnya kontak sosial, serta mengkonsumsi banyak obat adalah faktor yang mempengaruhi terjadinya malnutrisi pada usia lanjut. Bila malnutrisi tidak ditangani dengan baik akan membawa konsekuensi defisiensi energi, protein dan nutrisi lainnya yang dapat berakibat pada meningkatnya biaya pemeliharaan kesehatan serta menurunnya kualitas hidup seseorang. Hal ini sebenarnya dapat dihindari dengan asupan nutrisi tepat dan menerapkan pola hidup sehat sejak dini.

“Malnutrisi pada usia lanjut merupakan konsekuensi dari berbagai masalah sosial, ekonomi, fisik - somatik, dan lingkungan. Pada pasien usia lanjut yang sedang sakit, malnutrisi meningkatkan komplikasi penyakit, membutuhkan waktu penyembuhan lebih lama serta menyebabkan biaya pengobatan membengkak. Dengan demikian, nutrisi harus dianggap sebagai bagian dari pengobatan itu sendiri agar penanganan penyakit lebih baik dan efesien“ demikian dikatakan dr. Nina Kemala Sari, SpPDKGer, FINASIM pada acara Media Edukasi yang diselenggarakan oleh Divisi Geriatri - Departemen Penyakit Dalam FKUI dan Abbott Nutrition dalam rangka menyambut hari Lansia 29 Mei 2011.

“Adanya gangguan mobilisasi (artritis dan stroke), gangguan kapasitas aerobik, gangguan indra (mencium, merasakan, dan penglihatan), gangguan gigi geligi/kemampuan mengunyah, malabsorbsi, penyakit kronik (anoreksia, gangguan metabolisme), alkohol, dan obat-obatan menyebabkan usia lanjut mudah mengalami malnutrisi. Faktor psikologis seperti depresi dan dimensia serta faktor sosial ekonomi (keterbatasan keuangan, pengetahuan gizi yang kurang, fasilitas memasak yang kurang dan ketergantungan dengan orang lain) juga dapat menyebabkan usia lanjut mengalami malnutrisi. Malnutrisi berhubungan dengan gangguan imunitas, menghambat penyembuhan luka, penurunan kualitas hidup, peningkatan biaya penggunaan fasilitas kesehatan, dan peningkatan mortalitas,” tambahnya.

Di dunia saat ini terdapat sekitar 737 juta jiwa penduduk usia lanjut, yaitu usia 60 tahun lebih (data UNFPA). Dari jumlah tersebut sekitar duapertiga tinggal di negaranegara berkembang, termasuk di Indonesia. Data BPS tahun 2010 mencatat jumlah penduduk Indonesia yaitu sebesar 237.641.326 dan sekitar 20 juta orang adalah penduduk usia lanjut.

Di Indonesia, jumlah populasi orang berusia lanjut ini akan mengalami peningkatan yang luar biasa; terbesar di dunia (414%) pada tahun 2025. Hal ini mendorong kita semua untuk siap menghadapinya, siap dalam menghadapi konsekuensi logis akan adanya masalah-masalah yang muncul seiring dengan ledakan populasi usia lanjut ini. Karenanya, Divisi Geriatri – Departemen Penyakit Dalam FKUI menyelenggarakan Temu Ilmiah Geriatri yang diselenggarakan pada.

“Keluhan pasien usia lanjut yang datang ke RS seringkali ternyata disebabkan karena mereka tidak mengkonsumsi nutrisi dengan baik. Oleh karena itu, penting untuk dilakukan perbaikan asupan nutrisi agar orang tua dapat mengkonsumsi makanan yang berimbang dan memenuhi kebutuhan tubuh”, ujar dr. Edy Rizal Wahyudi, SpPD.

“Namun demikian, konsumsi nutrisi yang baik tidak hanya dilakukan pada saat masa tua. Menabung cadangan nutrisi sejak dini perlu dilakukan untuk mencegah timbulnya berbagai penyakit degeneratif serta menurunnya kualitas hidup. Dengan adanya kesadaran akan pentingnya menjaga kebutuhan nutrisi sejak usia tengah baya diharapkan dapat memiliki masa tua yang sehat baik secara fisik dan mental.

Kesehatan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Sehat)


Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.[1] Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.[2] Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain.[3] Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan para koleganya yang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan.[3] Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia tidak mampu mendapat jaminan kesehatan dari lembaga atau perusahaan di bidang pemeliharaan kesehatan, seperti Akses, Taspen, dan Jamsostek.[4] Golongan masyarakat yang dianggap 'teranaktirikan' dalam hal jaminan kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakat kecil dan pedagang.[4] Dalam pelayanan kesehatan, masalah ini menjadi lebih pelik, berhubung dalam manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok manusia, tetapi juga sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri.[5]Daftar isi [sembunyikan]
1 Kesehatan Menurut Undang-Undang
1.1 kesehatan masyarakat
1.2 Kesehatan Tubuh
2 Tujuan Kesehatan Dalam Segala Aspek
2.1 Tujuan dan Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
2.2 Tujuan Pembangunan Kesehatan
3 Dasar-Dasar Pembangunan Kesehatan
4 Referensi
5 Pranala luar

[sunting]
Kesehatan Menurut Undang-Undang

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:[6]
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat.
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
Kesehatan adalah sesuatu yang sangat berguna


kesehatan masyarakat
[sunting]
Kesehatan Tubuh

berguna untuk kelangsungan hidup
[sunting]
Tujuan Kesehatan Dalam Segala Aspek

Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangssa, yang berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang, pangan, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan ketenteraman hidup.[7] Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada di tangan seluruh masyarakat Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-sama.[7]
[sunting]
Tujuan dan Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan

Tujuan dan ruang lingkup kesehatan lingkungan dapat dibagi menjadi dua, secara umum dan secara khusus.[8] Tujuan dan ruang lingkup secara umum, antara lain:[8]
Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman pada kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.
Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber lingkungan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.
Melakukan kerja sama dan menerapkan program terpadu di antara masyarakat dan institusi pemerintah serta lembaga nonpemerintah dalam menghadapi bencana alam atau wabah penyakit menular.

Adapun tujuan dan ruang lingkup secara khusus meliputi usaha-usaha perbaikan atau pengendalian terhadap lingkungan hidup manusia, yang di antaranya berupa:.[8]
Menyediakan air bersih yang cukup dan memenuhi persyaratan kesehatan.
Makanan dan minuman yang diproduksi dalam skala besar dan dikonsumsi secara luas oleh masyarakat.
Pencemaran udara akibat sisa pembakaran BBM, batubara, kebakaran hutan, dan gas beracun yang berbahaya bagi kesehatan dan makhluk hidup lain dan menjadi penyebab terjadinya perubahan ekosistem.
Limbah cair dan padat yang berasal dari rumah tangga, pertanian, peternakan, industri, rumah sakit, dan lain-lain.
Kontrol terhadap arthropoda dan rodent yang menjadi vektor penyakit dan cara memutuskan rantai penularan penyakitnya.
Perumahan dan bangunan yang layak huni dan memenuhi syarat kesehatan.
Kebisingan, radiasi, dan kesehatan kerja.
Survei sanitasi untuk perencanaan, pemantauan, dan evaluasi program kesehatan lingkungan
[sunting]
Tujuan Pembangunan Kesehatan

Untuk jangka panjang pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk tercapainya tujuan utama sebagai berikut:[9]
Peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.
Perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan.
Peningkatan status gizi masyarakat.
Pengurangan kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas).
Pengembangan keluarga sehat sejahtera, dengan makin diterimanya norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.
[sunting]
Dasar-Dasar Pembangunan Kesehatan

Dasar-dasar pembangunan nasional di bidang kesehatan adalah sebagai berikut:[9]
Semua warga negara berhak memperoleh derajat kesehatan yang optimal agar dapat bekerja dan hidup layak sesuai dengan martabat manusia.
Pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan rakyat.
Penyelenggaraan upaya kesehatan diatur oleh pemerintah dan dilakukan secara serasi dan seimbang oleh pemerintah dan masyarakat.
[sunting]
Referensi
^ Siti Nafsiah, "Prof. Hembing pemenang the Star of Asia Award: pertama di Asia ketiga di dunia", Gema Insani, 2000, 979915703X, 9789799157034.
^ Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia, "Panduan bantuan hukum di Indonesia: pedoman anda memahami dan menyelesaikan masalah hukum", Yayasan Obor Indonesia, 2006, 9799662761, 9789799662767.
^ a b George Pickett & John J. Hanlon, "Kesehatan Masyararat Administrasi dan praktik", EGC, 9794488054, 9789794488058.
^ a b Rudy S. Pontoh, "Janji-janji dan komitmen SBY-JK: menabur kata, menanti bukti", Gramedia Pustaka Utama, 2004, 9792221026, 9789792221022.
^ Sulastomo, "Manajemen kesehatan", Gramedia Pustaka Utama, 2000, 9796559552, 9789796559558.
^ "Undang-undang No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan & Undang-undang No.29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran", VisiMedia, 9791043604, 9789791043601.
^ a b "Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan", EGC, 9794484598, 9789794484593.
^ a b c "Pengantar Kesehatan Lingkunagan", EGC, 9794487961, 9789794487969.
^ a b Suprihatin Guhardja, BPK Gunung Mulia, PT., Institut Pertanian Bogor. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, "Pengembangan sumber daya keluarga: bahan pengajaran", BPK Gunung Mulia, 1993, 9794150142, 9789794150146.


Sumber
http://id.wikipedia.org/wiki/Sehat

Sabtu, 01 Oktober 2011

Jamsostek dan Askes Jadi BPJS Tahun 2014

Jumat, 23/09/2011 10:14 WIB 
Seluruh fraksi dalam Panitia Khusus Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Pansus BPJS) menyepakati hanya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) asuransi PT Asuransi Kesehatan (Askes) dan PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) yang menjadi BPJS. Kesepakatan itu diambil dalam rapat internal Pansus yang dilakukan, Kamis ( 22/9) hingga malam. Kesepakatan itu tidak jauh berbeda dari tawaran yang diberikan Rabu (21/9) sebelumnya.

Informasi yang diperoleh Jurnalparlemen.com menyebutkan, dua BUMN yang akan menjadi BPJS 1 dan 2 itu akan dioperasikan pada Januari 2014. Dalam Rapat Kerja (Raker) Pansus BPJS-Pemerintah yang berlangsung Rabu, tawaran itu pertama kali dikatakan oleh anggota Pansus BPJS dari F-PAN Hang Ali Sahputra Syah Pahan.

Saat itu Hang Ali mengatakan, PT Askes menjadi BPJS 1 dan PT Jamsostek menjadi BPJS 2. Program kesehatan yang ada di Jamsostek akan dialihkan ke Askes. Sementara PT Taspen dan PT Asabri dipersiapkan untuk bergabung ke dalam BPJS 2 dengan menunggu keputusan dari pemerintah.

Hal itu dilakukan karena Taspen dan Asabri menggunakan uang APBN secara penuh. Keputusan itu akan dibicarakan dalam lobi antara tim Pansus BPJS dengan pemerintah yang mulai berlangsung minggu depan.

Anggota Pansus BPJS dari FPDIP, Rieke Dyah Pitaloka menolak menjelaskan hasil Rapat Internal itu . “Yang kuceritakan adalah keputusan itu tidak jauh berbeda dengan rapat kemarin yang dilakukan terbuka,” katanya.
(nwk/nwk) 

Sumber
http://www.detiknews.com/read/2011/09/23/101103/1728782/10/jamsostek-dan-askes-jadi-bpjs-tahun-2014

Pencemaran Air Dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Kita



Kita semua pasti sudah tahu salah satu unsur dalam kehidupan. Ya benar sekali, itulah air. Air sangat penting bagi kesehatan seluruh makhluk hidup. Sehingga sudah sewajarnya kita menjaga air supaya tidak tercemar. Pencemaran air adalah berubahnya kondisi air di tempat penampungan air misalnya sungai, danau, laut, dan air yang tersimpan dalam tanah akibat berbagai perilaku manusia. Siklus hidrologi kehidupan manusia sangat dipengaruhi oleh danau, sungai, air tanah dan lautan. Jadi apapun air yang kita gunakan, pastilah berasal dari siklus air sungai, danau, lautan dan air tanah. Jika salah satu komponen siklus hidrologi itu tercemar, maka akan mengakibatkan siklus yang lain ikut tercemar.

Tapi lihatlah keadaan di sekitar kita, tentu kita mudah sekali menemukan air yang berbau, berwarna, berasa aneh dan berbagai hal lainnya. Tentu kita tidak lagi sembarangan memanfaatkan air tersebut apalagi untuk konsumsi. Pencemaran air sekarang ini sudah sangat besar dan mengkhawatirkan. Berbagai riset menunjukkan banyak manusia meninggal karena konsumsi air yang tercemar tersebut.
Dulu ketika bahan kimia belum banyak digunakan manusia, tingkat pencemaran tidaklah terlalu berbahaya hingga mematikan. Tapi karena air sudah tercampur dengan bahan kimia, maka berita tentang kematian yang disebabkan oleh air kita anggap seperti hal biasa. Tapi karena ketidakpedulian kita, maka sering meremehkan tentang pencemaran air ini.
Dengan banyaknya kasus kematian yang disebabkan oleh pencemaran air, maka mengenali jenis dan tipe pencemaran air merupakan hal mutlak yang harus segera dilakukan. Sebenarnya pencemaran air dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu pencemaran air bersifat kimia, fisik dan biologis. Berikut penjelasan lebih rinci mengenai pengelompokan pencemaran air beserta dampaknya terhadap kesehatan
Biologis: bakteri, kuman dan virus
Efek kesehatan: mual, muntah, muntaber, pusing dan gangguan pencernaan. Dalam kondisi yang parah bisa menyebabkan kejang hingga kematian.
Kimiawi: limbah pabrik, racun pestisida, racun herbisida, getah, detergent
Efek kesehatan: penyakit ginjal, gangguan sistem saraf pusat, kanker, hepatitis, rusaknya sel darah merah, gangguan pembuangan air seni, terganggunya sistem pencernaan dan metabolisme
Fisik: asbestos, aluminium, kayu, plastik, kaleng, sampah organik, besi
Efek kesehatan: kanker, penyakit kulit (panu, kadas, gatal, bisul dll), keracunan, gangguan sistem saraf pusat, ginjal dan sistem metabolisme
Untuk penanggulangan pencemaran air adalah mengurangi kebiasaan buruk kita mencemari air seperti jangan membuang sampah ke air, membuang limbah ke sungai atau laut, menggunakan pestisida, herbisida dan kimia pertanian sesuai dosis dan masih banyak lagi. Semoga artikel kesehatan tentang pencemaran air dapat bermanfaat.

Sumber
http://reverse-osmosis-indonesia.com/pencemaran-air-dan-dampaknya-terhadap-kesehatan-kita/

11 Makanan Pengontrol Gula Darah

Bramirus Mikail | Lusia Kus Anna | Jumat, 30 September 2011 | 13:27 WIB


KOMPAS.com - Pengaturan makan merupakan pilar terpenting bagi pengobatan diabetes. Penderita diabetes (diabetesi) yang bijak pasti mau belajar mengenali makanan yang menyebabkan gula darahnya tinggi dan berusaha menghindari makanan tersebut.
Pada dasarnya diabetesi bisa mengonsumsi segala makanan seperti orang lain, tetapi harus dibatasi yang mengandung gula, lemak, dan kadang-kadang makanan yang bergaram tinggi. Penting pula awasi jumlah makanan yang diasup.
Disadari atau tidak alam telah memberikan beberapa makanan luar biasa yang dapat membantu mengontrol kadar gula darah Anda. Berikut ini adalah 11 makanan yang baik untuk gula darah:  
1. Labu pahit (Karela)
Jika Anda memiliki anggota keluarga menderita diabetes, sudah saatnya untuk menyiapkan karela di meja makan. Sayuran ini sangat bermanfaat dalam menurunkan tekanan darah dan kencing manis. Tetapi jangan menggabungkan makanan ini dengan obat penurun gula darah, karena bisa membuat gula darah Anda turun drastis.



2. Gandum
Cobalah untuk memasukkan lebih banyak produk gandum dalam daftar makanan Anda. Disamping mengandung banyak vitamin esensial, mineral, dan serat, gandum juga mengandung karbohidrat kompleks yang diperlukan tubuh untuk menghasilkan energi. Karbohidrat kompleks diserap lebih lambat ketimbang karbohidrat sederhana, sehingga kadar gula darah tetap stabil.


3. Apel
Kandungan pektin tinggi dalam buah ini dipercaya membantu menurunkan kebutuhan insulin tubuh. Sebuah studi tahun 2005 menemukan bahwa wanita yang mengonsumsi setidaknya satu apel sehari 28 persen lebih kecil menderita diabetes tipe 2 ketimbang mereka yang tidak makan apel.


4. Kacang
Serat larut yang tinggi dalam kacang tidak hanya bermanfaat untuk sistem pencernaan dan jantung, tetapi juga menyimpan gula darah setelah makan. Jika Anda mengalami resistensi insulin, hipoglikemia atau diabetes, kacang benar-benar dapat membantu Anda menyeimbangkan kadar gula darah.


5. Kayu manis
Bahan paling aktif yang terkandung dalam kayu manis adalah methylhydroxy-chalcone polimer (MHCP) yang meniru efek insulin, dan bekerja sinergis dengan insulin dalam sel. Namun penelitian sejauh ini baru melibatkan sejumlah kecil orang dan belum dieksplorasi manfaat jangka panjang dari kayu manis.


6. Ikan
Ikan (seperti salmon dan tuna) merupakan sumber yang kaya akan asam lemak omega-3 - lemak sehat yang mengurangi risiko penyakit jantung, mengurangi peradangan, dan meningkatkan resistensi insulin.


7. Cabai
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Nutrition, para peneliti Australia menemukan bahwa memasukan cabai dalam bagian rutin diet setiap hari akan membantu menurunkan gula darah setelah menyantap makan. Selain itu, cabai juga mengandung antioksidan, vitamin C dan karotenoid yang dapat membantu meningkatkan regulasi insulin.


8. Fenugreek
Fenugreek, selain mengandung banyak serat yang sangat penting bagi penderita diabetes, dapat menurunkan resistensi insulin dan mengontrol kadar glukosa darah dengan meningkatkan jumlah reseptor insulin dalam sel darah merah.


9. Brokoli
Brokoli adalah sumber terbaik dari kromium - mineral yang membantu mengatur insulin dan gula darah. Akan lebih protektif bila dimakan mentah atau dimasak sebentar.


10. Bawang putih
Bawang putih memiliki bahan-bahan aktif seperti alil propil disulfida (APDS) dan diallyldisul-phide oksida (allicin). Apabila dikombinasikan dengan flavonoid maka akan memainkan peran penting dalam menurunkan kadar glukosa. Allicin dapat digabungan dengan vitamin B1 (tiamin) untuk merangsang pankreas melepaskan insulin.


11. Kedelai
Kedelai memiliki sedikit kandungan pati tetapi jumlah serat dan protein yang tinggi dapat memberikan sebuah efek yang berharga dalam menurunkan ekskresi urin pada orang yang menderita diabetes.


Sumber

http://health.kompas.com/read/2011/09/30/13271555/11.Makanan.Pengontrol.Gula.Darah

Berolahraga Pagi Lebih Sehat


 Tim Liputan 6 SCTV 
30/09/2011 07:31 | Info Kesehatan 
Liputan6.com, Jakarta: Olah raga di pagi hari memiliki banyak tantangan, seperti kita harus bangun pagi. Anda bisa mulai mencoba untuk berolah raga di pagi hari, karena ada banyak manfaat yang anda dapatkan.

Selain sinar matahari yang masuk ke retina mata di pagi hari. Olah raga pagi membantu untuk mengawali fungsi metabolis seperti memicu keluarnya hormon yang mempengaruhi nafsu makan, tekanan darah dan siklus bangun dan tidur.

Dan inilah manfaat lain yang bisa anda dapat dengan berolah raga di pagi hari, seperti dikutip dari Livestrong :

Membantu orang lebih konsisten dalam berolah raga.
Secara umum ada sedikit masalah yang terjadi di pagi hari yang jarang menemui masalah, dibandingkan jika seseorang berolah raga di sore hari atau setelah pulang kerja. Juga banyak orang yang sudah merasa lelah bekerja sehingga kecenderungannya untuk tidak berolah raga lebih besar.

Mendapat banyak energi.
Berolah raga di pagi hari akan memperbaiki mood dan energi anda selama beberapa jam kedepan. Kondisi ini membantu orang untuk lebih siap menghadapi tantangan bekerja atau menghadapi apapun selama seharian. Olah raga di malam hari akan membuat suhu tubuh meningkat dan dapat mengganggu tidur.

Lebih baik dalam membakar kalori.
Setelah berolah raga tubuh masih akan membakar kalori pada tingkat yang lebih tinggi karena hal itu masih melakukan aktivitas fisik lainnya. Sambil bekerja, tubuh akan menggunakan energi lebih efisien dan akan lebih membentuk massa otot.

Pusat kebugaran tak ramai
Kebanyakan orang akan pergi ke gym atau pusat kebugaran selama sore atau siang hari sehingga dengan banyak orang terkadang membuat seseorang mengantre untuk menggunakan peralatan olah raga yang ada. Di pagi hari, anda tak butuh menunggu jika anda ingin menggunakan peralatan itu dan berolah raga akan lebih efektif.(Ant/ARI)

Sumber:
http://kesehatan.liputan6.com/read/355779/berolahraga-pagi-lebih-sehat