Ilustrasi tenaga kesehatan.
Ilustrasi tenaga kesehatan. (sumber: AFP)
Kini banyak pekerja rumah sakit yang sibuk tertawa-tawa di telepon genggam, ketika sedang menangani pasien. 

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI) Nafsiah Mboi menyesalkan lunturnya kebanggaan dan sikap profesional dari tenaga kesehatan akan profesinya di kalangan generasi muda Indonesia.

"Saya rindu, tenaga kesehatan yang bangga melayani, yang muda betul-betul kembali ke pilihan pertama untuk menjadi tenaga kesehatan," kata Nafsiah, saat membuka acara Kongres Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) di Jakarta, Rabu (7/11).

Nafsiah mengakui kini banyak pekerja rumah sakit yang sibuk tertawa-tawa di telepon genggam, ketika sedang menangani pasien. 

Ditambahkannya, banyak dokter muda yang baru tamat tapi tidak bisa melakukan apa-apa saat berhadapan dengan pasien. "Bgitu juga bidan, tamat tidak bisa apa-apa," ujar dia.

Atas dasar itu, Menkes mengajak seluruh insan kesehatan untuk berlapang dada menerima segala kritik sebagai dorongan untuk melakukan perubahan menghadapi era global. 

"Bukan hanya meningkatkan fisik rumah sakit, tapi juga daya saing rumah sakit di tingkat internasional. Sebelum masyarakat menendang kita keluar, mari perbaiki diri," imbau dia.

Ditambahkan Menkes, kebijakan UU Sistem Jaminan Sosial Nasional saat ini mewajibkan rumah sakit di Indonesia untuk mendapatkan akreditasi harus memiliki tenaga dan pelayanan terbaik. 

Akreditasi itu, lanjut dia, akan menjadi seleksi alam untuk menentukan rumah sakit yang memang bermutu atau tidak. 

Lebih jauh, Nafsiah meminta seluruh pihak bersama pemerintah berusaha meningkatkan standar akreditasi rumah sakit yang ada di Indonesia.

"Sampai saat ini hanya ada 5 rumah sakit yang berakreditasi internasional, ini dapat mendorong agar lebih banyak lagi," tandas Menkes.