Sabtu, 23 Juni 2012

Jampersal Belum Diminati Bidan

Lusia Kus Anna | Jumat, 22 Juni 2012 | 07:19 WIB


Jakarta, Kompas - Jaminan persalinan belum sepenuhnya diminati bidan praktik swasta. Hal ini disebabkan pendapatan bidan, terutama di kota, lebih besar jika tak melayani pasien di luar jampersal.

Seperti diberitakan sebelumnya, sebagian masyarakat yang memilih bersalin di bidan tidak mendapat informasi memadai tentang jaminan persalinan (jampersal) dan tidak mengakses jaminan itu walau memerlukan.

Bidan Ani yang berpraktik di Jakarta Barat, Rabu (20/6), mengaku tidak menandatangani kontrak jampersal. Ia berpandangan, unit biaya yang ditanggung jampersal terlalu kecil untuk di Jakarta, sekalipun pemerintah menaikkan tarif yang dapat diklaim dari Rp 350.000 menjadi Rp 500.000 per persalinan normal. Tarif pemeriksaan ibu hamil per kunjungan naik dari Rp 10.000 jadi Rp 20.000.

Ani mengatakan, tanpa jampersal, setiap pemeriksaan ibu hamil membayar Rp 25.000-Rp 40.000. Biaya persalinan normal Rp 800.000 jika ada penyulit Rp 1 juta-Rp 1,2 juta. Biaya itu mencakup persalinan, obat, alat habis pakai, kamar, dan makanan bergizi. Bidan lain ada yang menyediakan fasilitas cuci pakaian dan mengurus akta kelahiran.

”Bidan harus menyediakan semua hal itu. Adapun di puskesmas, alat dan fasilitas disediakan pemerintah,” ujarnya.

Di Tangerang Selatan, bidan Ita yang berpraktik swasta mengatakan, tarif normal bidan Rp 700.000-Rp 1 juta per persalinan.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dien Emawati telah mengajak bidan praktik swasta di Jakarta mengikuti program jampersal. ”Namun belum banyak yang berminat,” ujarnya.

Kepala Dinas Kabupaten Tangerang Nani Isnaeni mengatakan, awalnya bidan tidak berminat menandatangani kontrak jampersal. Dengan kenaikan pagu klaim jampersal, minat bidan bertambah.


Kepala UPT Pengelola Jaminan Kesehatan Kabupaten Tangerang Etta Darmayanti menambahkan, tahun 2011 hanya 20 bidan praktik swasta menandatangani kontrak jampersal. Dari jumlah itu, hanya seorang bidan mengklaim dengan nilai Rp 3 juta. Setelah tarif jampersal naik 2012, 190 bidan menandatangani kontrak dan 100 orang di antaranya mengajukan klaim. Jumlah total bidan di daerah itu 700 orang.

Kepala Puskesmas Palmerah Dara Pahlarini mengatakan, persalinan di puskesmas naik 20-25 persen. Saat ini, puskesmas melayani 40 persalinan per bulan.

Kepala Dinas Kesehatan Tangerang Selatan Dadang M Epit mengatakan, jampersal mendukung program penurunan angka kematian ibu di daerah. (INE)

Main dengan Anak Kurangi Stres Ibu

Lusia Kus Anna | Jumat, 22 Juni 2012 | 11:31 WIB


Kompas.com - Fenomena orangtua tunggal (single parents) bukan hal aneh belakangan ini. Salah satu tantangan terberat para orangtua tunggal adalah beban ganda yang harus ditanggungnya sehingga mereka rentan stres. 


Meluangkan waktu lebih banyak untuk bermain bersama anak bisa menjadi terapi untuk meredakan stres tersebut. Selain berdampak positif bagi anak, ibu tunggal atau ayah tunggal bisa merasakan dampak kesehatan jangka panjang dari aktivitas tersebut.

"Hal yang penting ketika orangtua tunggal sedang merasa kewalahan dan stres adalah menyisihkan waktu untuk bermain dengan buah hatinya," kata Blake Berryhill, peneliti dari Kansas State University.

Banyak aktivitas yang bisa dilakukan bersama, mulai menemaninya menonton film kesukaan di tv, bermain, membaca buku, atau bahkan berbelanja bersama jika anak sudah cukup besar.

Berryhill dan timnya melakukan survei kepada 2.370 single mom. Mereka melakukan wawancara mengenai stres orangtua serta watak si anak ketika mereka berusia setahun, tiga, dan lima tahun.

Watak atau temperamen anak adalah faktor yang penting dalam stres ibu karena makin sulit anak dihadapi, makin tinggi level stres ibu. Anak yang sulit dikendalikan juga membuat orangtua tunggal lebih sedikit melibatkan dirinya bermain.

Hasil survei Berryhill menunjukkan, ibu tunggal yang menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak mereka yang berusia setahun juga akan lebih banyak bersama dengan anaknya saat mereka berusia lima tahun.

"Menjadi ibu tunggal dan menjadi orangtua secara umum sangat melelahkan. Menghabiskan waktu bersama anak bisa mengurangi stres karena seseorang akan merasa dalam perannya sebagai seorang ibu ia telah melakukan tugas secara seimbang," katanya.


Vitamin C Kurangi Risiko Asam Urat

Lusia Kus Anna | Jumat, 22 Juni 2012 | 15:58 WIB




Kompas.com - Gout atau asam urat adalah sejenis artritis yang hanya menyerang kaum pria. Penyakit yang membuat persendian nyeri ini sebenarnya bisa dicegah dengan cukup mengonsumsi vitamin C.

Dalam laporan yang dimuat dalam Archives of Internal Medicine mengindikasikan bahwa asupan vitamin C minimal 1500 miligram setiap hari akan menurunkan risiko terkena asam urat sampai 45 persen jika dibandingkan dengan mereka yang cuma mengasup vitamin C 250 mg setiap hari.

Sebenarnya asupan harian vitamin C yang disarankan adalah sekitar 500 mg, namun dosis sampai 2000 mg masih dianggap aman. Kendati begitu, tidak semua orang bisa tahan dengan vitamin C dosis tinggi karena bisa mengiritasi lambung.

Studi-studi sebelumnya menunjukkan hal yang saling berlawanan antara vitamin C dan kadar asam urat di dalam darah. Kendati begitu beberapa dokter menyatakan belum jelas benar bagaimana vitamin C bisa mencegah gout.

Riset yang dilakukan Dr.Hyon K Choi dari University of British Columbia terhadap 46.994 pria yang diikuti antara tahun 1986 sampai 2006 mencoba mengungkap hal tersebut. Selama kurun waktu penelitian itu, 1.317 pria menderita gout.

Seperti yang sudah diduga, ketika kadar vitamin C ditambah, risiko terkena gout turun. Untuk setiap 500 mg peningkatan dosis vitamin C harian, risiko gout anjlok sampai 17 persen.

Salah satu penyebab meroketnya kadar asam urat adalah pola makan. Makanan tertentu, khususnya yang berlemak, banyak sekali mengandung purin, bahan kimia yang dalam darah berubah menjadi asam urat. Penyakit gout juga berhubungan dengan kondisi tertentu, misalnya penyakit ginjal. Banyak pula obat-obatan yang bisa membuat kadar asam urat meningkat.

Sumber vitamin C terbaik adalah sayuran dan buah-buahan. Buah yang tinggi kadar vitamin C-nya antara lain kiwi, jeruk, cabai, tomat, dan masih banyak lagi.

Rabu, 13 Juni 2012

Waspadai Kandungan Arsen pada Air Minum


Bramirus Mikail | Tri Wahono | Selasa, 5 Juni 2012 | 06:41 WIB

KOMPAS.com - US Environmental Protection Agency (EPA) telah menetapkan bahwa air minum dengan tingkat rendah arsenik di bawah 10 parts per billion (ppb) dianggap tidak beracun dan dapat untuk dikonsumsi manusia.
Namun, penelitian baru mengungkapkan bahwa air minum dengan tingkat arsenik 10 ppb mungkin tidak begitu aman untuk diminum.
Para peneliti dari Marine Laboratory di Woods Hole, Mass dan Geisel School of Medicine di Dartmouth telah menemukan bahwa air minum dengan tingkat rendah arsenik (10 ppb) dapat merangsang efek yang merugikan bagi kesehatan pada tikus yang sedang hamil dan menyusui, serta untuk bayi mereka.

Percobaan sebelumnya menunjukkan bahwa paparan arsenik yang rendah pada air minum menyebabkan tikus memiliki respon imun yang lebih rendah dan menjadi lebih rentan terhadap flu. Bahkan peneliti juga telah menemukan efek yang lebih besar khususnya pada tikus yang terpapar arsenik saat di dalam rahim dan ketika bayi.

"Tujuan awal kami adalah untuk mengulang kembali studi tentang flu. Kami memberikan air minum yang mengandung arsenik untuk tikus yang sedang hamil dan melihat dampaknya terhadap bayi di rahim dan saat menyusui," kata Dr Yosua Hamilton, dari Marine Biological Laboratory, salah satu penulis utama studi tersebut. 

"Kemudian kami akan mengambil arsenik dan melihat bagaimana reaksi arsenik dapat memicu flu. Memberikan tikus dengan kandungan arsenik 10 ppb di dalam air menyebabkan bayi mereka menjadi jauh lebih kecil," tambahnya.

Peneliti mengatakan, pemberian air minum dengan kandungan arsenik pada tikus yang hamil atau menyusui berisiko memicu masalah dengan metabolisme lipid, yang menyebabkan tingkat lebih rendah dari nutrisi dalam darah dan ASI. Kekurangan nutrisi mengakibatkan lambatnya pertumbuhan dan perkembangan pada bayi tikus.

"Dalam darah dan ASI, ada penurunan signifikan pada trigliserida - yang merupakan nutrisi penting untuk ibu dan bayi tikus," kata Hamilton. "Itu alasan utama mengapa bayi-bayi tikus itu terlambat berkembang. Ketika kami melakukan percobaan pada anak anjing yang baru lahir di mana induknya terpapar arsenik dan kemudian menggantinya dengan makanan tanpa kandungan arsenik, mereka dapat pulih kembali," jelasnya.

Pada tahun 2006, EPA telah menetapkan standar arsen untuk air minum yakni sebesar 10 bagian per miliar (ppb) untuk melindungi konsumen dari dampak buruk yang terkait dengan paparan arsenik dalam jangka panjang. Menurut EPA, komplikasi yang bisa ditimbulkan termasuk diantaranya mual, muntah, diare, kelumpuhan parsial, kebutaan, dan peningkatan risiko berbagai jenis kanker.

Para peneliti mengatakan, percobaan pada tikus tidak selalu berdampak sama terhadap manusia karena secara fisiologis berbeda. Namun Hamilton mengingatkan, percobaan pada binatang ini harus menjadi peringatan karena dapat menjadi prediksi bagaimana sesuatu akan bereaksi pada manusia.
 
"Saya pikir sebagai komunitas dalam toksikologi, tingkat 10 ppb arsenik pada air minum mungkin tidak cukup aman untuk manusia. Ini (arsenik) adalah kimia yang sangat unik," kata Hamilton.

Tim peneliti berharap dapat melakukan percobaan lebih lanjut untuk memahami apa sebenarnya yang terjadi pada fisiologi tikus, serta untuk melihat apakah perlu bagi EPA untuk menurunkan standar arsenik. 

"Kita mungkin bisa untuk menurunkan standarnya menjadi 2-3 ppb. Air dengan tingkat arsenik seperti ini bisa dikatakan bahwa mereka telah memenuhi standar," ujarnya


Ingin Lepas dari Rokok? Santap Buah dan Sayur!


Bramirus Mikail | Asep Candra | Minggu, 10 Juni 2012 | 10:27 WIB


KOMPAS.com — Bagi Anda yang sedang berusaha berhenti merokok, ada cara mudah dan murah yang dapat dicoba. Mulai saat ini, rutinlah mengonsumsi buah dan sayuran dalam jumlah yang cukup banyak. Penelitian mengindikasikan, tingkat keberhasilan para perokok untuk sembuh dari kecanduan bisa meningkat tiga kali lipat apabila rutin memakan buah-buahan dan sayuran. 


Para ilmuwan bidang Kesehatan Masyarakat dari Universitas Bufallo, New York, AS, menemukan bahwa faktor nutrisi dan diet yang baik dapat membantu para perokok lebih cepat sembuh dan mampu bertahan lebih lama dari godaan untuk merokok.  

"Penelitian lain melakukan pendekatan dengan cara observasi terpisah dengan mengamati diet para perokok dan nonperokok. Kami tahu dari riset kami sebelumnya bahwa orang yang berhenti merokok selama kurang dari enam bulan mengonsumsi lebih banyak buah dan sayuran ketimbang mereka yang masih merokok. Apa yang kita tidak tahu adalah apakah berhenti merokok berpengaruh pada meningkatnya konsumsi buah dan sayuran, atau apakah perokok yang makan lebih banyak buah dan sayuran lebih mungkin untuk berhenti merokok," kata Garry Giovino, Direktur Department of Community Health and Health Behavior Universitas Bufallo.

Dalam kajiannya, peneliti melakukan survei telepon nasional dari 1.000 perokok berusia 25 tahun dan usia lebih tua. Para peserta survei dihubungi lagi setelah 14 bulan kemudian, untuk mengetahui berapa banyak mereka telah merokok dalam satu bulan terakhir.

Hasilnya menunjukkan, perokok yang paling banyak makan buah dan sayuran tiga kali lebih besar peluangnya untuk tidak merokok selama sedikitnya 30 hari ketimbang mereka yang mengonsumsi buah dan sayur dalam jumlah sedikit. Menurut peneliti, hasil temuan tetap sama bahkan setelah memperhitungkan usia perokok, jenis kelamin, ras dan etnis, pendidikan, pendapatan, dan motivasi untuk menjadi sehat.

Penelitian ini juga mengindikasikan, perokok yang makan lebih banyak buah dan sayuran cenderung lebih sedikit merokok dan ketergantungan terhadap nikotin berkurang.

"Kami mungkin telah mengidentifikasi sebuah alat baru yang dapat membantu orang berhenti merokok," kata peneliti, Jeffrey Haibach, seorang asisten peneliti. "Memang, ini hanya sebuah studi observasional, tetapi meningkatkan asupan buah dan sayur dapat memfasilitasi seseorang untuk berhenti merokok," katanya.

Para peneliti mencatat bahwa buah dan sayuran memperburuk rasa rokok, dan ini bisa membantu menjelaskan mengapa mereka (perokok) dapat berhenti merokok.

"Temuan ini juga memungkinkan bahwa buah dan sayuran memberikan perasaan kenyang sehingga membuat perokok tidak nafsu untuk merokok," kata Haibach yang memublikasikan risetnya dalamJournal Nicotine and Tobacco Research.

Meski demikian, peneliti mengakui perlu riset lebih lanjut untuk mengonfirmasi temuan mereka dan menentukan dengan tepat bagaimana buah dan sayur dapat membantu para perokok menghentikan kebiasaannya. Selain itu, perlu juga diselidiki apakah ada faktor makanan lain yang terlibat dalam keberhasilan untuk berhenti merokok.

"Ada kemungkinan bahwa perbaikan diet bisa menjadi hal penting untuk dimasukkan dalam daftar langkah-langkah untuk membantu seseorang berhenti merokok," kata Haibach. "Kami tentu perlu melanjutkan upaya untuk mendorong orang agar mau berhenti merokok, termasuk lewat pendekatan yang telah terbukti, seperti kenaikan pajak tembakau, sanksi, dan kampanye media," tutupnya

WHO: Asap Knalpot Diesel Picu Kanker

Bramirus Mikail | Asep Candra | Rabu, 13 Juni 2012 | 09:22 WIB

Polusi Udara Terus Mengancam - Asap hitam keluar dari knalpot angkutan umum yang melintas di kawasan Buncit Raya, Jakarta, Rabu (29/2/2012). Asap kendaraan bermotor menjadi penyumbang sekitar 80 persen polusi udara di Jakarta.



KOMPAS.com - Hasil panel para ahli yang bekerja untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sepakat menyimpulkan bahwa asap knalpot dari mesin diesel dapat memicu kanker. Peneliti menyimpulkan, asap knalpot secara pasti dapat menjadi penyebab kanker paru-paru dan juga dapat menyebabkan tumor di kandung kemih.
Temuan ini didasarkan dari hasil penelitian yang meliputi para pekerja yang berisiko tinggi seperti pekerja penambang, pekerja kereta api dan supir truk. Para ahli menyarankan semua orang harus mencoba mengurangi paparan asap knalpot diesel.
Divisi riset kanker WHO atau The International Agency for Research on Cancer (IARC) sebelumnya telah memberikan peringatan akan ancaman yang ditimbulkan knalpot diesel karena mungkin dapat bersifat karsinogenik bagi manusia. Namun berdasarkan hasil panel, IARC kini sudah dapat 'mengklaim' knalpot diesel sebagai penyebab pasti dari kanker, meskipun tidak membandingkan bagaimana risiko perbedaan tingkat karsinogennya. Diperkirakan, mereka yang bekerja di industri memiliki risiko peningkatan kanker paru-paru sebesar 40 persen.
"Bukti ilmiah memaksakan dan kelompok kerja sepakat menyimpulkan bahwa knalpot mesin diesel menyebabkan kanker paru-paru pada manusia. Mengingat adanya risiko kesehatan dari partikulat diesel, paparan campuran bahan kimia ini harus dikurangi di seluruh dunia," jelas Dr Christopher Portier, yang memimpin penelitian.
Dampak pada populasi yang lebih luas, mereka yang terkena asap diesel dengan tingkat yang jauh lebih rendah dan untuk waktu yang lebih singkat, belum diketahui.
"Untuk sebagian besar zat yang bersifat karsinogen, ketika ada paparan tinggi maka risikonya lebih tinggi, ketika ada paparan lebih rendah maka risikonya lebih rendah," ungkap Dr Kurt Straif dari IARC
Lembaga riset kanker Inggris, Cancer Research UK,  menyarankan para pengusaha dan pekerja untuk mengambil tindakan yang tepat dalam meminimalkan paparan terhadap asap diesel di tempat kerja. Direktur informasi  Cancer Research UK, Dr Lesley Walker, mengatakan, jumlah kasus kanker paru-paru yang disebabkan oleh asap diesel sejauh ini masih jauh lebih kecil ketimbang yang disebabkan oleh kebiasaan merokok.


Peminum Teh Jarang Kena Diabetes

Bramirus Mikail | Asep Candra | Jumat, 8 Juni 2012 | 16:07 WIB




KOMPAS.com — Ini adalah kabar baik bagi Anda pencinta minuman teh. Riset terbaru mengindikasikan, minum teh dapat membantu menurunkan risiko diabetes tipe 2, tetapi hanya jika Anda minum empat cangkir atau lebih setiap hari.

Sebuah studi populasi di Eropa menemukan bahwa negara-negara yang minum empat cangkir teh sehari—rata-rata masyarakat di Inggris—memiliki risiko 20 persen lebih rendah terkena penyakit diabetes tipe 2.

Peneliti mengatakan, manfaat dari minum teh tampak paling jelas di antara peminum teh berat (4 cangkir atau lebih sehari). Sedangkan mereka yang minum satu sampai tiga cangkir sehari tidak mengalami penurunan risiko terhadap diabetes.

Tim peneliti yang dipimpin oleh Christian Herder dari Leibniz Center untuk Penelitian Diabetes di Heinrich Heine University Duesseldorf, Jerman, mengatakan, riset sebelumnya menunjukkan konsumsi teh dikaitkan dengan insiden lebih rendah dari diabetes tipe 2.

"Obesitas merupakan faktor risiko utama untuk pengembangan diabetes tipe 2, tetapi faktor makanan juga dapat berperan. Salah satu faktor diet yang menarik adalah konsumsi teh. Konsumsi teh dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2 dengan memengaruhi pencernaan glukosa, penyerapan glukosa, dan dengan melindungi sel beta dari kerusakan radikal bebas. Efek menguntungkan ini mungkin disebabkan oleh kandungan polifenol dalam teh," jelas Herder.

"Minum sedikitnya empat cangkir teh per hari dikaitkan dengan 20 persen risiko lebih rendah, sedangkan minum satu sampai tiga cangkir per hari tidak menurunkan risiko diabetes dibandingkan dengan mereka yang bukan peminum teh," tambahnya.

Herder mengatakan, belum diketahui secara pasti apakah jumlah asupan teh memengaruhi. Oleh karena itu, ia meneliti hubungan antara konsumsi teh dan jumlah kasus diabetes tipe 2 pada populasi masyarakat Eropa.

Riset ini dilakukan di 26 pusat penelitian di delapan negara Eropa, dan terdiri dari 12.403 insiden kasus diabetes tipe 2 ditambah ribuan relawan lain yang tidak memiliki penyakit.

"Meningkatkan pemahaman kita tentang modifikasi gaya hidup terkait dengan perkembangan diabetes tipe 2 menjadi sangat penting karena prevalensi diabetes terus meningkat dengan cepat."

"Sejalan dengan temuan ini, tidak ada hubungan ketika konsumsi teh dipelajari sebagai suatu variabel kontinu. Ini mungkin menunjukkan bahwa efek perlindungan teh hanya terbatas untuk mereka yang mengonsumsi teh dalam jumlah paling tinggi," ungkapnya.

Lingkar Pinggang Besar, Risiko Diabetes Tinggi

Bramirus Mikail | Tri Wahono | Rabu, 6 Juni 2012 | 07:13 WIB


KOMPAS.com - Ini adalah peringatan bagi Anda yang memiliki lingkar pinggang besar. Sebuah riset teranyar mengindikasikan, seseorang yang memiliki lingkar pinggang lebih besar berpotensi lebih besar untuk mengidap diabetes tipe 2.
Dalam penelitiannya, ilmuwan mengkaji hubungan antara lingkar pinggang, indeks massa tubuh (BMI), pengukuran lemak tubuh berdasarkan tinggi dan berat badan), dan diabetes tipe 2.
Hasil menunjukkan, baik lingkar pinggang dan BMI masing-masing punya hubungan dengan peningkatan risiko diabetes. Selain itu, risiko tersebut lebih kuat pengaruhnya terhadap wanita dibandingkan pada pria.
Temuan Claudia Langenberg, dari Institute of Metabolic Science di Addenbrooke Hospital di Cambridge, Inggris, dan rekannya ini dipublikasikan secara online pada 5 Juni 2012 dalam journal PLoS Medicine.
Peneliti berkesimpulan bahwa mengukur lingkar pinggang pada orang gemuk bisa menjadi cara yang efektif untuk mencegah diabetes, karena akan mengidentifikasi siapa orang yang berisiko tinggi dan mungkin manfaat dari konseling tentang perubahan gaya hidup,
"Hasil kami jelas menunjukkan sebuah nilai bahwa pengukuran lingkar pinggang mungkin dapat mengidentifikasi siapa saja orang-orang dengan kelebihan berat badan yang memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes," kata peneliti.
Langenberg dan rekannya mencatat, sekitar sepertiga dari orang di Amerika Serikat dan Inggris kelebihan berat badan.
Meskipun penelitian menunjukkan adanya hubungan antara lingkar pinggang lebih besar dan peningkatan risiko diabetes tipe 2, namun hal ini tidak membuktikan hubungan sebab-akibat.

Alzheimer


Definisi




Alzheimer merupakan penyebab yang umum untuk kasus demensia – hilangnya intelektual dan kemampuan bersosialisasi yang cukup parah untuk mempengaruhi aktivitas harian. Pada penyakit Alzheimer, kesehatan jaringan otak mengalami penurunan, menyebabkan menurunnya daya ingat dan kemampuan mental.

Alzheimer bukan merupakan bagian dari proses penuaan secara normal, akan tetapi risikonya meningkat seiring  bertambahnya usia. Lima persen orang berusia di antara 65-74 tahun mengidap penyakit Alzheimer, dan hampir  50 persen orang yang berusia lebih dari 85 tahun memiliki penyakit Alzheimer.

Meskipun penyakit ini tidak ada obatnya, perawatan dapat memperbaiki kualitas hidup pengidap  Alzheimer. Mereka yang divonis Alzheimer membutuhkan dukungan dan kasih sayang dari teman dan keluarga untuk mengatasinya. 

Gejala

Penyakit Alzheimer dapat dimulai dengan hilangnya sedikit ingatan dan kebingungan, tetapi pada akhirnya akan menyebabkan pelemahan mental yang tidak dapat diubah dan menghancurkan kemampuan seseorang dalam mengingat, berpikir, belajar, dan berimajinasi.

Hilangnya ingatan
Setiap orang memiliki penyimpangan dalam ingatan. Adalah hal yang normal ketika anda lupa dimana anda menaruh kunci mobil atau lupa nama orang yang jarang anda lihat. Tetapi masalah ingatan yang berhubungan dengan Alzhaimer berlangsung lama dan buruk. Orang-orang dengan Alzhaimer mungkin:

•    Mengulangi sesuatu yang telah dikerjakannya
•    Sering lupa akan ucapan dan janji yang dilakukannya
•    Sering salah menaruh sesuatu, sering menaruh sesuatu di tempat yang tidak wajar
•    Pada akhirnya lupa dengan nama anggota keluarga dan benda-benda yang biasa digunakan dalam kesehariannya

Bermasalah ketika berpikir secara abstrak
Orang dengan Alzheimer bermasalah dalam berpikir mengenai suatu hal terutama dalam bentuk angka.

Kesulitan dalam menemukan kata yang tepat
Sulit untuk orang dengan Alzhaimer untuk  menemukan kata yang tepat untuk menyampaikan pemikiran mereka atau ketika mereka terlibat pembicaraan. Pada akhirnya akan mempengaruhi kemampuan membaca dan menulis mereka.

Disorientasi
Orang dengan Alzheimer sering hilang kemampuan untuk mengingat waktu dan tanggal, serta akan merasakan diri mereka hilang di lingkungan yang sebenarnya familiar bagi mereka.

Hilang kemampuan dalam menilai
Menyelesaikan masalah sehari-hari merupakan hal yang sulit dan menjadi bertambah sulit sampai akhirnya adalah sesuatu yang dirasa tidak mungkin bagi mereka yang memiliki Alzheimer. Alzheimer memiliki karakteristik sangat sulit untuk melakukan sesuatu yang membutuhkan perencanaan, pengambilan keputusan dan penilaian.

Sulit untuk melakukan tugas biasa
Sulit dalam melakukan tugas rutin yang membutuhkan langkah-langkah yang berkelanjutan dalam proses penyelesaiannya, contohnya memasak. Pada akhirnya, orang dengan Alzheimer dapat lupa bagaimana melakukan sesuatu bahkan yang paling mendasar.

Perubahan kepribadian
Orang dengan Alzheimer menunjukkan:
•    Perubahan suasana hati
•    Hilang kepercayaan terhadap orang lain
•    Meningkatnya sikap keras kepala
•    Depresi
•    Gelisah
•    Agresif

Penyebab & Faktor Risiko

Penyebab

Tak satupun faktor yang muncul menjadi penyebab Alzheimer. Ilmuwan percaya bahwa penyakit ini merupakan kombinasi antara genetik, gaya hidup dan faktor lingkungan. Alzheimer merusak dan membunuh sel otak.

Dua jenis kerusakan sel otak (neuron) yang biasa terjadi pada orang pengidap Alzheimer :
•    Plaques / plak. Gumpalan protein yang disebut beta-amyloid mempengaruhi komunikasi antara sel-sel otak. Meskipun tidak diketahui ada kasus Alzheimer yang menyebabkan kematian, fakta menunjukkan bahwa proses yang tidak normal dari protein beta-amyloid kemungkinan menjadi penyebab.
•    Tangles / kusut. Struktur pendukung dalam sel otak tergantung pada normalnya fungsi protein bernama tau. Pada orang dengan Alzheimer, benang protein tau mengalami perubahan yang menyebabkan mereka menjadi tidak waras. Banyak ilmuan percaya bahwa ini adalah kerusakan neuron  dan dapat menyebabkan kematian bagi penderita Alzheimer.

    
Faktor risiko
        
Usia
Penderita Alzhaimer biasanya diderita oleh orang yang berusia lebih dari 65 tahun, tetapi juga dapat menyerang orang yang berusia dibawah 40. Sedikitnya 5 persen orang berusia di antara 65 dan 74 memiliki Alzheimer. Pada orang berusia 85 keatas  jumlahnya meningkat menjadi 50 persen.

Keturunan
Risiko Alzheimer yang muncul sedikit lebih tinggi jika hubungan keluarga tingkat pertama – orangtua dan saudara sekandung - memiliki Alzheimer. 

Jenis kelamin
Wanita lebih mudah terkena daripada laki-laki, hal ini karena umumnya wanita hidup lebih lama daripada laki-laki.

Penurunan kognitif ringan
Orang yang memiliki penurunan kognitif ringan memiliki masalah ingatan yang memburuk daripada apa yang mungkin diekspektasikan pada usianya dan belum cukup buruk untuk mengklasifikasikan sebagai dementia. Banyak dari mereka yang berada pada kondisi ini berlanjut memiliki penyakit Alzheimer.

Gaya hidup
Faktor sama yang membuat Anda berada pada risiko yang sama dengan penyakit jantung juga meningkatkan kemungkinan anda akan terkena penyakit Alzheimer. Contohnya adalah:
•    Tekanan
•    Tekanan darah tinggi
•    Kolestrol tinggi
•    Kurang dalam mengontrol gula darah
Menjaga tubuh agar tetap fit penting bagi anda –  anda harus dapat melatih pikiran dengan baik. Beberapa studi menunjukkan bahwa aktif dalam melatih pikiran dan mental disepanjang hidup anda khususnya pada usia lanjut akan mengurangi risiko penyakit Alzheimer.

Tingkat pendidikan
Studi menemukan hubungan antara rendahnya pendidikan dan risiko Alzheimer. Tetapi alasan tepat yang mendasarinya tidak diketahui. Beberapa ilmuwan berteori, makin sering anda menggunakan otak akan lebih banyak sinapsis yang anda buat dimana akan tersedia banyak cadangan di hari tua. Akan sulit untuk menemukan Alzheimer pada orang yang melatih otaknya secara rutin, atau mereka yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi.  


Pencegahan

Saat ini, belum ada bukti yang menunjukkan bagaimana mencegah penyakit Alzheimer. Percobaan untuk menemukan vaksin yang dapat melawan Alzheimer terhenti beberapa tahun lalu karena beberapa orang yang menerima vaksin mengalami peradangan otak.

Akan tetapi Anda dapat mengurangi risiko Alzheimer dengan cara menekan risiko sakit jantung. Banyak faktor yang meningkatkan risiko sakit jantung juga dapat meningkatkan risiko demensia. Faktor utama yang muncul adalah tekanan darah, kolestrol dan tingkat gula darah. Tetap aktif – secara fisik, mental dan sosial – juga dapat mengurangi risiko terkena Alzheimer.

Kamis, 07 Juni 2012

Antibiotik Terbanyak

Asep Candra | Jumat, 11 Mei 2012 | 07:43 WIB



Jakarta, Kompas - Ketergantungan impor bahan baku obat terbesar Indonesia adalah untuk pembuatan antibiotik. Sebagai negara yang menghadapi berbagai penyakit infeksi, antibiotik merupakan kebutuhan obat mendasar di Indonesia.
Impor bahan baku obat rentan terhadap perubahan harga, kualitas, dan kesinambungan pasokan. Padahal, obat merupakan komoditas berfungsi sosial dan menentukan hidup orang banyak. Saat ini, 96 persen bahan baku obat diimpor.
”Bahan baku obat yang terbanyak diimpor adalah untuk antibiotik. Obat itu banyak dibutuhkan masyarakat,” kata Wakil Sekretaris Jenderal Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia Kendrariadi Suhanda di sela acara pameran niaga bahan baku farmasi terbesar pertama di ASEAN, Convention on Pharmaceutical Ingredients Southeast Asia di Jakarta International Expo, Kamis (10/5).
Bahan baku itu 70-80 persen diimpor dari China dan India selama 10 tahun terakhir. Sisanya dari beberapa negara.
Selain antibiotik, obat yang juga banyak dibutuhkan seiring meningkatnya penyakit noninfeksi dan degeneratif adalah obat darah tinggi, gangguan jantung, pernapasan, dan diabetes.
Bahan baku obat-obatan itu banyak diekspor ke Indonesia, demikian Direktur Jenderal Pharmaceutical Export Promotion Council of India PV Appaji.
India juga mengekspor obat generik. Nilai ekspor bahan baku obat dari India ke Indonesia sekitar 45 juta dollar AS, nilai ekspor obat generik sekitar 12,5 juta dollar AS.
Investasi bahan baku
Kendrariadi mengatakan, jika memang hendak diundang investasi asing farmasi, lebih baik untuk industri bahan baku obat. Investasi asing diharapkan menyertakan perusahaan dalam negeri sebagai mitra. Produksi tidak hanya untuk pasar Indonesia, tetapi juga pasar Asia. Kapasitas produksi sangat menentukan kompetisi harga dan menjadi pertimbangan para investor asing.
 ”Jika bahan baku obat bisa diproduksi dengan harga kompetitif di Indonesia, harapannya harga obat bisa lebih murah,” kata Kendrariadi.
PV Appaji mengatakan, berkembangnya farmasi di India seperti saat ini butuh sekitar 40 tahun. Dulu, India mengalami masalah serupa Indonesia dalam mengatasi berbagai penyakit karena mahalnya harga obat.
Salah satu titik menentukan kemajuan industri farmasi ketika pemerintah dengan dukungan industri mendorong penggunaan dan produksi obat generik tahun 1970-an. Harga obat yang kian murah membuka akses masyarakat terhadap obat dan menciptakan pasar.
Saat ini, industri farmasi India berkontribusi sekitar 8 persen dari total produksi obat dunia dan mengekspor obat ke berbagai negara. Dari India pula, obat- obatan untuk program pengobatan global tuberkulosis, HIV/AIDS, dan malaria yang dilakukan berbagai organisasi internasional berasal. (INE)

Tak Doyan Serat, Diabetes dan Sakit Jantung Mendekat

Bramirus Mikail | Asep Candra | Rabu, 6 Juni 2012 | 11:35 WIB




KOMPAS.com - Satu lagi alasan betapa penting memasukkan makanan berserat dalam menu harian. Penelitian terbaru di Amerika mengindikasikan, rendahnya asupan serat berkaitan dengan meningkatnya risiko mengidap penyakit jantung dan diabetes, bahkan di kalangan remaja. Para ahli menganjurkan, kebiasaan mengonsumsi serat perlu ditumbuhkan sejak anak-anak dan remaja untuk menghindari risiko kesehatan yang lebih besar di kemudian hari.

Seperti yang dirilis dalam Journal of Clinical Endokrinologi and Metabolism, para peneliti dari Georgia Health Science University mengamati 559 remaja berusia 14-18 tahun di Augusta, Georgia. Para remaja mengonsumsi rata-rata sekitar sepertiga dari jumlah harian serat yang direkomendasikan. Hanya sekitar 1 persen dari remaja memenuhi asupan serat harian yang direkomendasikan dari 28 gram untuk wanita dan 38 gram untuk pria.

Analisa studi menunjukkan, remaja yang tidak makan cukup serat cenderung memiliki perut lebih besar dan tingkat inflamasi yang tinggi dalam darah mereka. Kedua kondisi tersebut merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung dan diabetes. Meski demikian, peneliti memperingatkan, hubungan antara diet rendah serat dan risiko penyakit jantung dan diabetes pada remaja tidak membuktikan adanya hubungan sebab-akibat.

Dalam temuan tersebut, diketahui pula bahwa diet rendah serat berkaitkan dengan kadar lemak tubuh yang tinggi pada remaja wanita, tetapi tidak demikian halnya pada laki-laki.

"Pesan sederhana adalah remaja perlu makan lebih banyak buah, sayuran dan biji-bijian. Kita perlu mendorong rekomendasi untuk para remaja supaya meningkatkan asupan serat," kata Dr Norman Pollock, peneliti dan ahli biologi tulang dari Georgia Health Science University.

Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), makanan yang tergolong tinggi serat adalah gandum, sereal, kacang-kacangan, buah-buahan dan sayuran tertentu (yang tidak terlalu matang).

Peneliti berpesan, setiap anak remaja perlu mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari hubungan dan risiko dari diet, kurang olahraga dan kegemukan. Namun, diakui peneliti bahwa mengajak anak-anak dan remaja untuk makan lebih banyak serat akan cenderung lebih sulit. Pasalnya, mereka cenderung lebih senang memilih makanan olahan. Sementara efek samping dari makan lebih banyak serat dapat mengakibatkan sering buang angin, kembung dan diare.

Pesan sederhananya adalah remaja perlu makan lebih banyak buah, sayuran dan biji-bijian
-- Dr Norman Pollock,

Susu Formula Tak Pernah Mampu Menyamai ASI

Bramirus Mikail | Tri Wahono | Kamis, 7 Juni 2012 | 06:34 WIB




JAKARTA, KOMPAS.com - Masih banyak ibu menyusui yang beranggapan bahwa susu formula lebih baik ketimbang air susu ibu (ASI). Padahal jika dilihat dari kandungan gizi yang ada di dalamnya, ASI jauh lebih baik ketimbang susu formula dan lebih aman dikonsumsi.
Hesti Kristina P. Tobing, Wakil Ketua Ikatan konselor Menyusui Indonesia (IKMI), mengatakan, yang perlu diketahui oleh para ibu menyusui adalah bahwa tidak ada satu pun susu formula yang bebas dari kuman. Bahkan menurut WHO dan FDA semua susu formula tidak steril dan berisiko terkena bakteri termasuk sakazakii.  
"Yang ada cuma ambang batas kumannya. Ambang batasnya masih bisa diminum," ujarnya, saat acara konferensi pers membahas soal PP ASI Eksklusif, Rabu, (6/6/2012), di Jakarta.
Ada 4 (empat) standar emas pemberian nutrisi pada anak, yakni Inisiasi Menyusui Dini (IMD) sejak lahir, pemberian ASI Eksklusif usia 0-6 bulan, pemberian makanan pendamping air susu ibu (MPASI) buatan rumah mulai dari usia 6-12 bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan terus sampai usia 2 tahun atau lebih. Keempat pilar ini merupakan rekomendasi dunia, baik itu WHO atau UNICEF.
Hesti mengatakan, ASI mengandung beberapa zat penting yang tidak dimiliki oleh susu formula, sebut saja seperti antibodi dan growth factor.
"Hampir semua susu formula selalu menambahkan komposisi pendukung seperti DHA dan AHA, yang sebenarnya sudah ada di ASI untuk kecerdasan otak. Itu membuktikan bahwa sebenarnya susu formula tidak akan pernah mampu menyamai ASI," terangnya.
Suatu rekomendasi menyebutkan, anak usia 0-6 bulan hanya perlu diberikan ASI ekslusif karena ASI sudah memenuhi 100 persen kebutuhan bayi. Memasuki usia 6 bulan sampai 1 tahun tahun, ASI masih tetap diperlukan karena memenuhi 60-70 persen kebutuhan bayi. Sedangkan pada usia 1-2 tahun ASI masih memenuhi 30 persen kebutuhan bayi.
"Payung besar dalam perlindungan pemberian ASI sebenarnya ada di tangan pemerintah, karena pemerintah yang mengeluarkan kebijakan dan perlindungan," ucapnya.
Susu formula, lanjut Hesti, memang menjadi bisnis yang luar biasa. Ia mengungkapkan bahwa produsen susu di dunia saat ini tengah mengincar China dan Indonesia sebagai target pemasaran, karena pertumbuhan penduduknya yang paling besar.
Dulu sebenarnya Indonesia sudah menyepakati tentang kode internasional pemasaran susu formula. Indonesia salah satu negara yang ikut menandatangani bahwa sebenarnya sampai usia dua tahun tidak boleh ada iklan produk susu formula.
"Tapi sayangnya penerapan di Indonesia hanya sampai satu tahun dan itu pun masih dilanggar," tutupnya.