Senin, 07 November 2011

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga


PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga ber PHBS yang melakukan 10 PHBS yaitu : 

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

2. Memberi ASI ekslusif

3. Menimbang balita setiap bulan

4. Menggunakan air bersih

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

6. Menggunakan jamban sehat

7. Memberantas jentik dd rumah sekali seminggu

8. Makan buah dan sayur setiap hari

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari

10. Tidak merokok di dalam rumah 

Sumber:
http://www.promosikesehatan.com/?act=program&id=12

50% Penduduk Indonesia Belum Miliki Jaminan Kesehatan




MAKASSAR - Sebanyak 118 juta penduduk Indonesia belum memiliki jaminan kesehatan. Jumlah itu setara dengan setengah penduduk dari 237 penduduk Indonesia saat ini.

Hal ini disampaikan Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Ghazali Situmorang kepada okezone, dalam rangkaian kegiatan Rapat Konsultasi dan Sinkronisasi Pencapaian Jaminan Kesehatan, di Hotel Imperial Aryaduta, Makassar, Rabu (26/10/2011).

"Pemahaman masyarakat tentang jaminan kesehatan masih sangat beragam. Data 2010 menyebutkan, baru 121,2 juta penduduk Indonesia yang menjadi peserta pada jaminan kesehatan," ujarnya.

Dengan pertimbangan pertambahan penduduk tiga hingga empat juta per tahun, saat ini masih ada 118 juta penduduk belum memiliki jaminan kesehatan.

Ghazali mengatakan, saat ini belum semua penduduk jaminan kesehatannya tercakup. Itu terjadi karena data kepesertaan jaminan kesehatan belum terintegrasi.

DSJN menargetkan hingga 2014, semua penduduk sudah harus terkover jaminan kesehatan. Menurutnya, DSJN sudah punya roadmap yang disusun untuk mencapai target tersebut.

"Peluasan kepesertaan 2012 kita targetkan tercapai 33,6 persen penduduk, pada 2013 sebesar 32,9 penduduk dan 2014 perluasan kepesertaan 33,5 persen," ungkap Ghazali.

Pada akhirnya, di akhir 2014 nanti, keseluruhan jumlah penduduk bisa memiliki jaminan kesehatan. Ghazali mengatakan, UU 40 tahun 2004 memerintahkan pembentukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Ada dua BPJS, ada yang khusus kesehatan dan ada yang khusus jaminan hari tua.

Program hingga 2014 itu, kata dia khusus BPJS Kesehatan. Menurutnya, ada beberapa perbedaan mendasar jaminan kesehatan yang akan diterapkan itu dibandngkan sekarang.

"Jika jaminan kesehatan yang ada sekarang hanya mencakup sebagian penduduk, maka nantinya semua orang harus punya jaminan kesehatan karena itu sesuai perintah UU. Pelayanan kesehatannya juga harus sama pada semua orang, tidak boleh ada perbedaan. Penyelenggara nantinya adalah BPJS kesehatan. Kalau sekarang kan instansi pemerintah dan swasta jalan sendiri-sendiri," pungkasnya.

Sumber
http://news.id.msn.com/okezone/business/article.aspx?cp-documentid=5454696

Rakyat Indonesia Kurang Doyan Susu, Konsumsi Masyarakat Masih Rendah

Ditulis pada tanggal 7 Oktober 2011 oleh Eman





REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG- Menteri Pertanian Suswono mengatakan tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia sampai saat ini masih sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara lain.

“Tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia hanya 11 liter per kapita per tahun,” kata Suswono usai Peringatan Hari Susu Nusantara 2011 di Kompleks Tarubudaya, Ungaran, Kabupaten Semarang, Sabtu (4/6).

Ia menyebutkan tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia itu masih sepertiganya dari Malaysia yang konsumsi susunya sudah 36 liter/kapita/tahun. Apalagi dibandingkan Amerika Serikat dan Belanda.

Karena itu, kata dia, upaya untuk meningkatkan tingkat konsumsi susu akan terus dilakukan, salah satunya melalui peringatan Hari Susu Nusantara yang bertema “Segelas Susu Segar Setiap Hari”.

Menurut dia, kebutuhan susu secara nasional sampai saat ini sekitar 70 persennya masih mengandalkan impor dari negara lain. Sementara pasokan susu nasional hanya mampu mencukupi 30 persennya.

Kalau dilihat dari kondisi peternakan sapi perah diIndonesia, kata Suswono, memang masih kurang optimal untuk menunjang kebutuhan susu masyarakat karena skalanya cenderung masih relatif kecil.

“Manajemen pengolahan susu juga perlu diperbaiki, seperti dalam sisi higienitasnya yang harus lebih diperhatikan dan menjaga kualitas serta kemurnian susu yang dihasilkan,” kata Suswono.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo mengatakan daerah-daerah yang menjadi sentra peternakan sapi perah di wilayah itu, antara lain Boyolali, Salatiga, dan Kabupaten Semarang.

“Kontribusi Jateng untuk mencukupi kebutuhan susu secara nasional sekitar 10,7 persen/tahun. Sudah cukup lumayan, mengingat 70 persen kebutuhan susu secara nasional masih dicukupi susu impor,” katanya.

Karena itu, ia meminta para peternak sapi perah yang ada di wilayah Jateng untuk menjaga kualitas susu yang dihasilkan, jangan berbuat tidak jujur, misalnya dengan mencampur susu dengan santan.

“Ini kepercayaan, kalau sudah ada yang tidak jujur, maka akan rusak sebelangga. Kepercayaan terhadap kualitas susu yang dihasilkan Jateng akan hilang, karena itu jagalah kualitas susu,” kata Bibit.

Redaktur: Ajeng Ritzki Pitakasari  — Sumber: Antara

 (Republika Online — Sabtu, 04 Juni 2011)

Sumber:
http://gizi.depkes.go.id/artikel/rakyat-indonesia-kurang-doyan-susu-konsumsi-masyarakat-masih-rendah/

Peran Kader PKK dalam Pelaksanaan Program Imunisasi

2011-10-25 02:49:38




Jakarta, Senin, 24 Oktober 2011, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL) Kementerian Kesehatan RI menyampaikan presentansi pada Jambore Kader PKK tingkat Nasional, yang dihadiri 1.200 pengurus dan kader PKK dari seluruh Indonesia.
 
Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama berbicara dalam satu panel bersama Prof. Nila Moeloek, Utusan Khusus Presiden RI tentang Milenium Development Goals (MDG). Selain itu Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama  dalam presentasi menyampaikan beberapa hal, antara lain :
 
- Pemberian imunisasi merupakan amanat UU No. 36 / 2009 pasal 130 dan 132
 
- Imunisasi diberikan pada :
1. Bayi 0 - 11 bulan
2. Anak Sekolah
3. Ibu Hamil dan Calon Pengantin
 
- Ada 7 Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) :
1. Tuberkulosis
2. Campak
3. Difteri
4. Pertusis
5. Tetanus
6. Polio
7. Hepatitis B
 
- Peran kader PKK antara lain  :
. Pendataan sasaran
. Sosialisasi
. Penggerakan ke Posyandu
. Mendampingi petugas kesehatan
. Sweeping
 
Demikian disampaikan oleh Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama saat menyampaikan presentansi pada Jambore Kader PKK tingkat Nasional di Jakarta

Sumber
http://www.pppl.depkes.go.id/index.php?c=berita&m=fullview&id=354

KESEHATAN PERKOTAAN




Masalah kesehatan di perkotaan yang terjadi pada umumnya berkaitan dengan faktor lingkungan, perilaku dan akses pelayanan kesehatan serta kependudukan. Masalah diperkotaan menjadi kompleks karena masyarakat di perkotaan memiliki ciri-ciri yang khusus antara lain individualistik, materialistik, heterogen, kritis, pendidikan tinggi dan mempunyai tuntutan yang tinggi. Pertumbuhan kota biasanya diikuti oleh industrialisasi, munculnya kawasan industri akan menimbulkan derajat pencemaran dan berakibat buruk lingkungan kehidupan masyarakat perkotaan. Bertentangan dengan perubahan kota yang amat pesat, sistem pelayanan kesehatan kota di banyak negara berkembang termasuk Indonesia kurang dinamis dan pendekatannya masih relatif sama dengan pedesaan.

Sebagai akibat perkembangan kota yang sangat cepat dan dinamis akan berdampak pada perkembangan dan masalah kesehatan masyarakat yang khas perkotaan. Masalah kesehatan lebih kompleks dan beragam karena merupakan gabungan antara masalah kesehatan konvensional dan modern, baik untuk medis maupun maslah kesehatan masyarakat.

Sumber:
http://kesehatankerja.depkes.go.id/index.php/the_page/kesehatan-perkotaan