Sabtu, 28 Juli 2012

Mitos dan Fakta tentang Hepatitis C






Mitos:
Apabila hepatitis C adalah penyakit yang benar-benar berbahaya bagi saya, maka saya akan merasakan gejalanya.
Fakta:
Gejala hepatitis C sangat sering sekali tidak tampak. 80% dari penderita hepatitis C tidak merasakan gejala dari penyakit ini. Kerusakan hati bisa terjadi dengan atau tanpa menunjukkan gejala.



Mitos:
Jika saya terinfeksi hepatitis C, saya pasti mengetahui bagaimana saya terinfeksi. Hanya orang-orang yang memiliki latar belakang perilaku berisiko tinggi terinfeksi hepatitis C yang perlu melakukan tes.
Fakta:
30% dari penderita hepatitis C kronis tidak tahu bahwa mereka terinfeksi. Setiap orang berisiko terinfeksi, lakukanlah tes dan dapatkanlah informasi sejelas-jelasnya tentang hepatitis C.



Mitos: 
Karena hepatitis C adalah kondisi jangka panjang, maka pengobatan dilakukan sekarang atau nanti akan sama efektifnya.
Fakta:
Penelitian telah membuktikan bahwa penderita hepatitis C yang ditangani dengan baik sebelum terjadi kerusakan hati memberikan respon lebih baik terhadap pengobatan yang dilakukan.



Mitos:
Hepatitis C tidaklah sebanyak HIV.
Fakta:
Jumlah orang terinfeksi Hepatitis C adalah lebih dari 4 kali lipat jumlah orang terinfeksi HIV. Penularannya pun jauh lebih mudah dibandingkan HIV.



Mitos:
Hanya orang-orang yang mengunakan obat-obatan terlarang dalam jangka waktu yang panjang yang berisiko tinggi terinfeksi hepatitis C.
Fakta:
Pengguna ataupun bukan bisa saja memiliki risiko terkena hepatitis C.



Mitos:
Efek samping yang disebabkan oleh pengobatan lebih membahayakan daripada penyakit itu sendiri.
Fakta:
Walaupun efek samping dari pengobatan ini bisa menjadi tantangan, tetapi banyak pasien yang berhasil melaluinya dengan baik. Efek samping yang serius hanya terjadi pada beberapa orang saja. Kebanyakan efek samping bersifat ringan – sedang dan dapat ditangani dengan obat-obatan simptomatik.



Mitos:
Pengobatan hepatitis C merepotkan dan tidak nyaman.
Fakta:
Interferon konvensional memang perlu disuntikkan 3 kali seminggu, tetapi sekarang sudah ada pegylated interferon yang hanya perlu disuntikkan 1 kali seminggu dan terbukti lebih efektif.



Mitos:
Hanya sedikit dari penderita yang memiliki respon positif terhadap pengobatan.
Fakta:
Respon yang terjadi berbeda-beda pada setiap golongan pasien. Penelitian menunjukkan 66 -100 % pasien yang menggunakan pegylated interferon alfa-2 a memberikan respon positif. Tetapi andaikata terapi yang dilakukan tidak dapat memusnahkan seluruh virus yang ada di dalam tubuh Anda, paling tidak pengobatan ini bisa membantu mengurangi peradangan.



Mitos:
Jika enzim hati di dalam tubuh saya normal, maka penyakit saya berada di bawah kendali.
Fakta:
Walaupun test enzim hati ini sering dilakukan dan bisa berguna pada banyak kondisi, kadar ensim hati bukanlah suatu test yang akurat untuk mengetahui perkembangan penyakit Anda. Bisa saja kadar enzim hati normal tapi kerusakan telah parah.



Mitos:
Jika jumlah virus hepatitis C di dalam darah saya rendah, maka penyakit yang saya derita tidak terlalu berbahaya.
Fakta:
Jumlah virus di dalam darah tidak menunjukkan secara jelas perkembangan penyakit dan kondisi kesehatan hati Anda.



Mitos:
Biopsi hati bisa membuat penyakit lebih berat dan menyebar.
Fakta:
Pada umumnya para pakar ilmu penyakit hati (hepatologi) di dunia sepakat bahwa biopsi hati merupakan salah satu alat bantu diagnosis yang paling akurat. Biopsi hati bermanfaat untuk memastikan diagnosis, menengarai kemungkinan penyebab lain, menilai gradasi aktivitas peradangan, menilai derajat beratnya kerusakan hati dan mengevaluasi hasil pengobatan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar