Jakarta, 7 Juli 2012
Salah satu penanganan penyakit jantung koroner ialah melalui cara non bedah dengan melebarkan pembuluh darah, prosedur penanganan ini dinamakan intervensi koroner perkutan (Percutaneus Coronary Intervention/PCI). Di seluruh Indonesia diperkirakan lebih dari 10.000 penanganan dilakukan tiap tahun dan akan semakin banyak dari tahun ke tahun seiring dengan semakin banyaknya fasilitas dan tenaga intervensi yang tersedia di seluruh Indonesia. Sepanjang tahun 2011 tercatat 2.100 penanganan telah dilakukan di Pusat Jantung Nasional Harapan Kita.
Chronic Total Occlusion (CTO) adalah suatu keadaan dimana pembuluh darah koroner telah tertutup sepenuhnya oleh tumpukan lemak dan kapur yang mengeras dalam waktu lama. Kondisi tersebut akan menyulitkan para dokter dalam usaha untuk menembus dan melebarkan sumbatan yang ada.
Merupakan sebuah tantangan bagi para ahli jantung di seluruh dunia untuk menggunakan metode non bedah dalam menangani CTO. Banyak teknik dan alat yang telah dikembangkan secara khusus untuk mencoba mengatasi masalah tersebut. Penanganan CTO dengan metode non bedah kerap kali dilakukan di Jepang, sementara di Indonesia terbilang jarang dikarenakan kompleksnya kasus dengan teknik dan teknologi yang dihadapi.
Chronic Total Occlusion (CTO) adalah suatu keadaan dimana pembuluh darah koroner telah tertutup sepenuhnya oleh tumpukan lemak dan kapur yang mengeras dalam waktu lama. Kondisi tersebut akan menyulitkan para dokter dalam usaha untuk menembus dan melebarkan sumbatan yang ada.
Merupakan sebuah tantangan bagi para ahli jantung di seluruh dunia untuk menggunakan metode non bedah dalam menangani CTO. Banyak teknik dan alat yang telah dikembangkan secara khusus untuk mencoba mengatasi masalah tersebut. Penanganan CTO dengan metode non bedah kerap kali dilakukan di Jepang, sementara di Indonesia terbilang jarang dikarenakan kompleksnya kasus dengan teknik dan teknologi yang dihadapi.
Untuk memperkenalkan metode tersebut, khususnya dokter ahli jantung di Indonesia, maka Perhimpunan Intervensi Kardiologi Indonesia (PIKI) dan Perhimpunan Kardiologi Indonesia (PERKI) bekerjasama dengan Pusat Jantung Nasional (PJN) Harapan Kita menyelenggarakan 2nd Indonesia CTO Meeting pada 30 Juni dan 1 Juli 2012. Acara diikuti oleh sekitar 150 orang ahli kardiologi intervensi dari seluruh Indonesia dan beberapa dokter dari Malaysia.
Acara terdiri dari demonstrasi langsung (Live Demo) dari ruang kateterisasi PJN Harapan Kita ke ruang Auditorium, diselingi dengan seminar tentang penerapan metode intervensi yang akan digunakan. Terdapat 2 orang pakar dari Jepang, yaitu dr. Yamane dan dr. Hamazaki, di samping pakar dalam negeri seperti Prof. Dr. dr. Teguh Santoso, Sp.PD, Sp.JP, Dr. dr. M. Munawar, Sp.JP dan dr. Sunarya Soerianata, Sp.JP. Para pakar tersebut melakukan tindakan intervensi pada 10 kasus CTO yang telah dipersiapkan sebelumnya secara live, sambil berdiskusi bersama peserta acara di ruang auditorium.
Kegiatan 2nd Indonesia CTO Meeting diharapkan dapat menambah wawasan dan kemampuan para ahli kardiologi intervensi dalam melayani pasien penyakit jantung koroner di Indonesia.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: (021) 52907416-9, faksimili: (021) 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC): <kode lokal> 500-567 dan 081281562620 (sms), atau e-mail kontak@depkes.go.id
Acara terdiri dari demonstrasi langsung (Live Demo) dari ruang kateterisasi PJN Harapan Kita ke ruang Auditorium, diselingi dengan seminar tentang penerapan metode intervensi yang akan digunakan. Terdapat 2 orang pakar dari Jepang, yaitu dr. Yamane dan dr. Hamazaki, di samping pakar dalam negeri seperti Prof. Dr. dr. Teguh Santoso, Sp.PD, Sp.JP, Dr. dr. M. Munawar, Sp.JP dan dr. Sunarya Soerianata, Sp.JP. Para pakar tersebut melakukan tindakan intervensi pada 10 kasus CTO yang telah dipersiapkan sebelumnya secara live, sambil berdiskusi bersama peserta acara di ruang auditorium.
Kegiatan 2nd Indonesia CTO Meeting diharapkan dapat menambah wawasan dan kemampuan para ahli kardiologi intervensi dalam melayani pasien penyakit jantung koroner di Indonesia.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: (021) 52907416-9, faksimili: (021) 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC): <kode lokal> 500-567 dan 081281562620 (sms), atau e-mail kontak@depkes.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar