Sabtu, 28 Juli 2012 | 16:14 WIB
JAKARTA: Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi menginstruksikan kepada para dokter dan tim medis agar tidak membuat bingung pasien, tentang tatalaksana pengobatan yang akan yang akan dilakukan kepada penderita.
"Saya instruksikan kepada semua dokter untuk benar-benar memahami penyakit yang diderita pasien, sehingga tidak terjadi tarik ulur diantara dokter mengenai apa tindakan yang akan dilakukan kepada pasien, termasuk kepada penderita hepatitis," ujar Menkes pada Puncak Peringatan Hari Hepatitis Sedunia ke-3, di Kantor kemenkes hari ini.
Menkes memberi contoh seperti yang dialami oleh Dahlan Iskan, Menteri BUMN, yang kena kanker hati dan ketika tatalaksana pengobatannya menurut tim dokter di Singapura hatinya harus dibuang semua. Sementara menurut tim dokter di China cukup dipotong saja hati yang rusak.
"Hal itu akan membuat pasien bingung, mana yang harus diikuti. Untuk itu saya minta kepada semua tim dokter di Indonesia agar bekerja lebih hati-hati dan benar, sehingga pengobatannya juga tepat," ungkap Nafsiah yang didampingi Dahlan Iskan.
Menkes menuturkan penyakit hepatitis bisa dicegah dan diantisipasi, caranya dengan melakukan imunisasi hepatitis sejak bayi. Selain itu juga menjalani hidup bersih dan sehat, dan menjauhi risiko penularannya.
"Kalau dari awal sudah bisa dicegah, maka akan banyak masyarakat yang terhinda dari penyakit hepatitis. Tapi kalau sudah tertular penyakit ini menjadi sirosis hati dan kanker hati, biayanya bisa mahal. Karena itu cegahlah sejak dini," ungkap Nafsiah.
Pada peringatan Hari Hepatitis Sedunia 2012 ini juga diadakan seminar bertema Ibu, Mari ikut peduli hepatitis, yang diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai organisasi kewanitaan seperti ibu-ibu SIKIB, Dharma Wanita, Muslimat NU, dan jajaran Kemenkes.(api)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar