Sabtu, 21 April 2012

BERANTAS KEMBALI MALARIA

Jakarta, 17 April 2012


Setiap tahun 655.000 orang meninggal karena malaria, sebagian besar di Afrika (596.000 orang, 80,93%), sementara di Asia sebanyak 38.000 kematian (6% dari kematian total dunia). Sementara itu, sedikitnya 3,3 milyar penduduk dunia berisiko malaria, dimana 216 juta diantaranya positif malaria.

Di Indonesia, jumlah pasien malaria tahun 2011 adalah 256.592 orang, dimana 388 orang diantaranya meninggal. Jumlah ini menurun dibandingkan jumlah kematian tahun 2010  sebesar 432. Penurunan juga terjadi pada Annual Parasitical Incidence (API) tahun 2011 adalah 1,75/1.000 penduduk, dari 4.3/1000 penduduk di tahun 2005.
Demikian sambutan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL), Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, saat menutup secara resmi Pertemuan Forum Nasional Gerakan Berantas Kembali (GEBRAK) Malaria, di Hotel Aryaduta Jakarta, Jumat malam (13/4/12).

Salah satu intervensi yang dilakukan untuk menurunkan kasus malaria adalah dengan membagikan hampir 12 juta kelambu berinsektisida. Selain itu juga sudah didirikan 2022 Pos Malaria Desa diseluruh Indonesia, kata Prof. Tjandra.

Rangkaian acara Hari Malaria Sedunia dimulai dari pengukuhan Forum Nasional GEBRAK Malaria pada Kamis (12/4/12) yang dihadiri oleh Wakil Presiden RI, beberapa Menteri dan Princess Astrid putri Raja Belgia yang merupakan Utusan Khusus Roll Back Malaria (RBM), suatu organisasi di bawah naungan PBB yang mendukung peran serta berbagai sektor dalam penanggulangan malaria di dunia.

Dalam lawatannya ke Indonesia,  Utusan Khusus Program Internasional Roll Back Malaria, yaitu Puteri Kerajaan Belgia, HRH Princess Astrid didampingi oleh Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL), Kemenkes, Prof dr Tjandra Yoga Aditama  SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE bertemu Ibu Negara, Ibu Ani Yudhoyono (13/4) di Istana Negara. Pada kesempatan tersebut Princess Astrid menyampaikan penghargaan atas kemajuan penanggulangan malaria di Indonesia., Princess Astrid tertarik pada kegiatan koordinasi malaria dengan kesehatan ibu anak dan imunisasi, penyebaran ikan pemakan jentik nyamuk serta peran dokter kecil yang belum pernah diihat di negara lain. Princess Astrid berharap Ibu Negara berkenan untuk membawa isu malaria dalam kegiatan internasional Indonesia, dalam  G 20, ASEAN, dan IOC (OKI).

Sementara itu Ibu Negara  menyatakan bahwa Indonesia selalu berupaya keras untuk menanggulangi malaria. Disampaikan pula bahwa bersama pemerintah,  Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) juga turut dalam kegiatan-kegiatan pembangunan kesehatan.

Pada hari berikutnya, Princess Astrid dan Dirjen PP dan PL Kemenkes Ri disambut oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Harmen Patria, dan Bupati Lampung Selatan, Rycko Menoza, untuk meninjau secara langsung pelaksanaan program penanggulangan malaria di Provinsi Lampung pada 14 dan 15 April 2012. Obyek yang dikunjungi antara lain, Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) Merak Belantung Kecamatan Kalianda, Puskesmas Way Urang, dan RS  Abdul Moeloek Bandar Lampung.

Saat berkunjung di Poskesdes, Princess Astrid menyaksikan penyuluhan masyarakat; pemeriksaan darah masyrakat desa dengan Rapid Diagnostic Test (RDT); program integrasi malaria dengan pemeriksaan Ibu Hamil; serta program integrasi malaria dengan imunisasi. Sementara itu di Puskesmas, Princess Astrid melihat secara langsung bagaimana pelaksanaan pelayanan kesehatan  dasar. Di sela-sela kunjungannya, Princess Astrid menyempatkan diri untuk ikut menyebarkan ikan kepala timah yang merupakan predator alami jentik nyamuk, untuk dilepaskan ke dalam kolam ikan.

Menjawab pertanyaan media, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama menjelaskan tiga alasan Provinsi Lampung dipilih sebagai tempat kunjungan internasional. Pertama, Lampung termasuk 10 besar provinsi terbaik dalam pencapaian angka Annual Parasitical Index (API) malaria di Indonesia. Pada 2007 adalah 1/1000 dan tahun 2011 adalah 0.6/1000. Menurut Prof. dr. Tjandra, pembagian kelambu menjadi salah satu upaya yang dinilai cukup efektif dalam menekan angka kasus malaria. Hingga saat ini sebanyak 470.363 buah kelambu, sudah dibagikan kepada masyarakat.

Alasan lain, alokasi dana  APBD Provinsi Lampung untuk program malaria terus meningkat, sehingga ketergantungan pada bantuan asing terus menurun.  Pada tahun 2008, dana program malaria di Lampung yang berasal dari GFATM adalah 3.7 M dan APBD 523 juta, dan proporsi ini jauh membaik di mana di tahun 2012 dana dari GFATM turun menjadi 2.7 M sementara APBD naik menjadi 1.8 M.
“Selain itu, beberapa tempat di Lampung, termasuk di Kab Lampung Selatan, sudah terbentuk semacam  forum lintas sektor dan lintas program untuk bersama-sama berkomitmen untuk menanggulangi malaria”, ujar Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama.

Lebih lanjut Prof dr Tjandra Yoga Aditama menyatakan, HRH Princess Astrid dari Belgia amat terkesan dengan program malaria dan kesehatan lainnya yang nyata dilaksanakan di lapangan dengan struktur dan pelayanan kesehatan yang baik, hingga sampai ke desa-desa. Hasil kunjungan Beliau di Indonesia, akan beliau sampaikan pada jumpa pers dengan media internasional.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: (021) 52907416-9, faksimili (021) 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC): <kode lokal> 500-567 dan 081281562620 (sms), atau alamat e-mail kontak@depkes.go.id.   
 
Sumber : http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1888-berantas-kembali-malaria.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar