Media Kesehatan | Impotensi - disfungsi ereksi, atau gangguan ereksi adalah kondisi dimana pria tidak mampu mencapai ereksi, atau tidak mampu mempertahankan ereksi sesuai kebutuhan. Hal ini berkaitan dengan:
- Ketidakmampuan memulai terjadinya ereksi: akibat kurangnya rangsangan psikis, hormone atau saraf
- Ketidakmampuan untuk mengisi pembuluh arteri di penis dengan volume darah yang cukup (tidak terjadi ereksi).
- Ketidakmampuan mempertahankan darah yang sudah mengisi saluran di penis agar tetap di tempatnya sesuai kebutuhan (ereksi tidak berlangsung lama).
Impotensi dapat berakibat terganggunya hubungan seksual dan ketidakmampuan memperoleh keturunan. Selain itu impotensi juga mempengaruhi rasa percaya diri dan kebanggaan seorang pria.
Ereksi sendiri merupakan proses yang melibatkan berbagai sistem tubuh:
- Psikologis: berkaitan dengan rangsangan secara visual (melihat), mental (membayangkan, memikirkan), atau fisik (menyentuh, disentuh).
- Sistem saraf: sinyal dari rangsangan di atas akan dikirim ke otak melalui sistem saraf.
- Pembuluh darah: otak yang sudah menerima pesan akan memerintahkan jantung untuk mengalirkan darah ke pembuluh arteri di penis. Terisinya pembuluh arteri ini akan menyebabkan pembuluh vena terjepit, sehingga tidak ada darah yang meninggalkan penis. Impotensi terjadi jika pembuluh vena tidak terjepit sempuma sehingga darah bisa segera meninggalkan arteri (ereksi hanya berlangsung singkat).
PENYEBAB
- Penyempitan pembuluh darah tepi dan diabetes mellitus menduduki posisi teratas penyebab impotensi. Berikutnya adalah: penyakit jantung koroner, hipertensi dan merokok.
- Efek samping obat antihipertensi atau antidepresi.
- Pengangkatan kelenjar prostat.
- Penyalaligunaan narkoba: mengganggu sistem saraf sehingga proses penghantaran pesan / rangsang dari dan ke otak menjadi terganggu.
Selain ke-empat hal di atas, impotensi juga dapat disebabkan oleh faktor psikologis, misal:
- Kondisi stres: karena kelelahan bekerja setiap hari, anak-anak yang bandel, ambisi untuk meraih yang terbaik, kebutuhan untuk bersosialisasi dan pasangan yang terlalu menuntut - semuanya merupakan faktor pencetus stres yang dapat menyebabkan hilangnya gairah seks, awal dari impotensi. Stres menyebabkan pembuluh arteri di penis menyempit, sehingga tidak dapat menampung darah dalam jumlah cukup - untuk menyebabkan terjadinya ereksi.
- Depresi: jika anda mengalami depresi, maka anda tidak menipunyai minat terhadap apapun, termasuk hasrat seks. Akibatnya rangsangan fisik, mental atau visual yang diterima tidak akan diteruskan ke otak, atau otak tidak merespon rangsangan yang diterima.
PERAWATAN DIRI SENDIRI
Jika impotensi berkaitan dengan:
- Penyakit seperti penyempitan pembuluh darah, diabetes, hipertensi atau penyakit jantung koroner, maka penanganan yang tepat terhadap penyakit tersebut merupakan langkah pertama yang perlu dilakukan.
- Efek samping obat-obatan, maka anda perlu berdiskusi dengan dokter / apoteker untuk mencari obat pengganti.
- Gaya hidup tertentu, misal: merokok atau rnengkonsumsi narkoba, maka keinginan untuk mengurangi atau menghentikan kebiasaan tersebut perlu ditanamkan.
Selain perawatan diri sendiri,
mengkonsumsi suplemen yang mengandung ginseng (Siberian / Panax) atau
tribulus dapat membantu memperbaiki kondisi impotensi. Contoh produk: Viagra, Ultra Virile-Actin, Orega dll.
PENGOBATAN
Cara kerja obat untuk impoten adalah:
- Meningkatkan kadar zat kimia yang dapat menyebabkan ereksi bisa bertahan lebih lama.
- Merelaksasi otot polos: agar lebih banyak darah yang mengalir menuju ke arteri di penis dan menyebabkan terjadinya ereksi.
Obat-obatan ini tetap membutuhkan rangsangan visual, mental, atau fisik - untuk dapat menyebabkan terjadinya ereksi.
Semua obat tersebut tidak boleh
diberikan bersama-sama dengan produk yang biasa digunakan untuk
pengobatan nyeri dada - karena dapat menyebabkan kematian akibat
pelebaran pembuluh darah yang drastis. P3ASKU7ZR78S
Sumber: http://www.mediakesehatan.co.cc/2010/09/impotensi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar