(health.kompas.com)
Jakarta - Studi awal dari Fase II ASEAN Costs in Oncology menunjukkan,
85 persen pasien dan keluarga bangkrut karena menanggung biaya obat dan
perawatan kanker. Ini indikasi kanker berpotensi membuat keluarga
ekonomi menengah dan rendah menjadi semakin miskin.
"Jika di keluarga ada yang menderita kanker payudara, biaya perawatan
bisa mencapai Rp 200 juta setahun. Maka, orang yang berpenghasilan Rp
10 juta per bulan bisa bangkrut," kata Prof Hasbullah Thabrany dari
Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan dan Analisa Kebijakan, Universitas
Indonesia, pada peluncuran Fase II Studi ASEAN Costs in Oncology
(Action), Jumat (16/12), di Jakarta.
Action adalah kajian multinasional tentang dampak sosial ekonomi
kanker yang dilakukan oleh The George Institute, Sydney, difasilitasi
oleh The ASEAN Foundation dan Roche Asia Pasifik. Studi dilakukan di
delapan negara ASEAN, yaitu Malaysia, Kamboja, Indonesia, Laos, Myanmar,
Filipina, Thailand, dan Vietnam. Di Indonesia, studi akan dilaksanakan
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, pada 2.400 pasien
kanker dan keluarga.
Studi dimulai Januari 2012 di 12 rumah sakit, yaitu RS Dharmais, RS
Cipto Mangunkusumo, RS Medistra, dan MRCCC (Jakarta); RS dr Hasan
Sadikin (Bandung); RS dr Kariadi (Semarang); RS dr Sardjito
(Yogyakarta); RS dr Sutomo dan Klinik Onkologi (Surabaya); RS Sanglah
(Denpasar); RS dr Wahidin Sudirohusodo (Makassar); serta RS dr Adam
Malik (Medan).
Masukan bagi pemerintah
Selama setahun pasien dan keluarga dipantau beban keuangannya, dari
sisi perawatan ataupun biaya tidak langsung, seperti transportasi.
Selain mengetahui besaran biaya untuk penderita kanker dan keluarganya
selama perawatan, hasil studi bisa menjadi bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan dalam pengendalian kanker. Menurut Hasbullah,
penelitian akan selesai tahun 2013, dan diharapkan menjadi masukan bagi
kebijakan pemerintah terkait penerapan Sistem Jaminan Sosial Nasional
tahun 2014.
Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mendukung studi ini. Ia
memaparkan, kanker merupakan salah satu penyebab utama kematian global
dengan angka 13 persen (7,4 juta) dari semua kematian per tahun.
Sebanyak 70 persen kematian akibat kanker terjadi di negara
berpenghasilan rendah dan menengah.
Menurut Riset Kesehatan Dasar 2007, prevalensi tumor 4,3 per 1.000
penduduk di Indonesia. Kanker penyebab kematian nomor tujuh setelah
stroke, tuberkulosis, hipertensi, cedera, perinatal, dan diabetes.
Menurut sistem informasi RS, jenis kanker tertinggi di RS seluruh
Indonesia pada pasien rawat inap tahun 2008 adalah kanker payudara (18,4
persen), disusul kanker leher rahim (10,3 persen).
Di Indonesia, 70 persen kasus kanker ditemukan pada stadium lanjut.
Akibatnya, angka bertahan hidup rendah dan menyerap anggaran besar. Data
PT Askes, kanker menempati urutan keempat penyerapan biaya rawat jalan
dan tindak lanjut pada 2010
Sumber: http://kebijakankesehatanindonesia.net/component/content/article/663-85-persen-pasien-kanker-dan-keluarga-bangkrut.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar