Sabtu, 27 Oktober 2012 | 06:36 WIB
KOMPAS.com - Seorang asisten profesor yang mendalami susu di Cornell University, Michael van Amburgh, mengatakan bahwa susu sapi jadi pilihan bukan karena faktor kualitas. Melainkan faktor ekonomi dan warisan budaya.
"Kedua hal itu ada di belakang monopoli susu sapi pada makanan manusia," kata Van Amburgh.
Faktor lain yang mendukung, kata Van Amburgh, adalah sifat sapi yang jinak sehingga mereka mudah dikendalikan dan dipelihara. Domba dan kambing yang juga penghasil susu yang baik tidak memiliki sifat tersebut.
"Mereka lebih aktif berkeliaran," jelas Van Amburgh. Selain itu, dari sisi jumlah, domba dan kambing tidak bisa menyaingi susu sapi.
Dalam peternakan, seekor kambing dapat menghasilkan sekitar setengah galon per hari. Bandingkan dengan sapi yang bisa menghasilkan 10 galon susu per hari. Faktor lain yang mendukung penggunaan susu sapi adalah rasa dan tekstur.
Susu unta memiliki rasa mirip susu sapi segar rendah lemak. Demikian menurut Oasis Camel Dairy, sebuah perusahaan pemerah susu unta di Ramona, California, Amerika Serikat. Saat ini, Departemen Agrikultur Amerika Serikat masih berusaha menentukan standar kualitas susu unta sehingga produk tersebut dapat dijual legal. Meskipun demikian FDA mengizinkan konsumsi susu unta. (Alex Pangestu/ LiveScience, FDA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar