Minggu, 28 Oktober 2012

Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Perilaku Sederhana yang Berdampak Luar Biasa SANITASI PENTING KARENA TURUT MENYELAMATKAN JIWA


Jakarta, 15 Oktober 2012
Hingga saat ini, masih banyak sekali anak-anak Indonesia yang meninggal karena diare, juga juga anak-anak yang kurang gizi karena cacingan. Selain itu, masih ada pula anak dan orang dewasa yang tertular dan meninggal karena terinveksi virus flu burung. Padahal, dengan melakukan perilaku sederhana, cuci tangan pakai sabun (CTPS) sebenarnya sudah dapat mengurangi risiko tertular penyakit-penyakit tersebut. Data WHO menunjukkan, perilaku CTPS  mampu mengurangi angka kejadian Diare sebanyak 45 persen. Telah dibuktikan juga bahwa CTPS dapat mencegah penyebaran penyakit kecacingan, serta mampu menurunkan kasus infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dan Flu Burung hingga 50 persen. Sanitasi penting, karena turut menyelamatkan jiwa.

Demikian disampaikan Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, saat berdialig dengan 8 orang Duta Sanitasi Nasional pada peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS) Sedunia ke-5 tahun 2012 di Kompleks Sekolah Dasar Negeri 04, 05 dan 06 Karet Pagi, Setiabudi, Jakarta Selatan (15/10). Kegiatan tersebut dihadiri pula oleh Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL) Kemenkes RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MARS, DTM&H, DTCE; Perwakilan UNICEF untuk Indonesia, Angela Kearney; Perwakilan PT Unilever Indonesia, Tbk, dan Yayasan Adaro Bangun Negeri.

Kesembilan Duta Sanitasi tersebut yaitu Ilona Beatrix Hendrata (DKI Jakarta); Alin Mangintar Ridasari (DI Yogyakarta); Nadhifa Sekar Amalia (Sumatera Selatan); Syafrini Kristanti (Jawa Tengah); Nur Fitrah Aliyah Fauzi (Sulawesi Selatan); Muhammad Assaidana (Jawa Timur); Muhammad Rezki Akbar (Kalimantan Selatan)’ dan Mario Cebegai (Nusa Tenggara Timur).

Dengan penuh semangat, Menkes mengingatkan para siswa/i pentingnya perilaku CTPS. Cara ini, kata Menkes, sebagai upaya untuk menyelamatkan anak-anak Indonesia agar terhindar dari berbagai penyakit menular.
“Karena itu, biasakan cuci tangan pakai sabun (CTPS) pada waktu-waktu penting, yaitu sebelum makan, sebelum memegang/mengolah/menyiapkan makanan, setelah buang air besar, setelah menceboki anak, serta setelah kontak dengan hewan dan tanah. Selain itu, hendaknya membiasakan juga menggunting/membersihkan kuku secara teratur”, ujar Menkes.
“Karena itu, ajaklah teman-teman dan masyarakat di sekitar untuk membiasakan perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS), sebuah perilaku sederhana tetapi berdampak luar biasa. Hendaknya  CTPS senantiasa dijadikan sebagai kebiasaan, menjadi bagian dari PHBS yang  diterapkan dalam kehidupan sehari-hari”, kata Menkes.

Langkah untuk mewujudkan Indonesia bersih, sehat, dan berkualitas, dapat dimulai dari hal-hal sederhana di lingkungan rumah tangga, misalnya: Edukasi pada anak dan keluarga tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan; Peduli akan kondisi lingkungan sekitar dengan melakukan penghijauan di sekitar rumah; Menjaga kebersihan diri pribadi yang dimulai dengan membiasakan cuci tangan pakai sabun; serta mengajak anak-anak untuk membiasakan cuci tangan pakai sabun (CTPS) sejak usia dini. 
Selanjutnya, perwakilan UNICEF untuk Indonesia, Angela Kearney, memaparkan data WHO memperkirakan bahwa infeksi diare mengancam kehidupan 1,87 juta anak balita setiap tahun di seluruh dunia, membuat diare menjadi penyebab  kematian bayi dan balita kedua terbanyak setelah pneumonia. Di Indonesia, WHO memperkirakan, sekitar 31.200 anak balita meninggal setiap tahun karena penyakit ini. Setiap tahun, lebih dari 31.000 anak-anak di Indonesia tidak dapat merayakan ulang tahun kelima mereka karena penyakit yang sebenarnya dapat kita cegah dengan perilaku sederhana, cuci tangan pakai sabun (CTPS).

“CTPS dapat mengurangi hampir setengah kasus kejadian diare dan seperempat kasus infeksi pernafasan (termasuk pneumonia). Perilaku ini juga mengurangi risiko penyakit lainnya, seperti penyakit mata dan infeksi kulit. CTPS jelas merupakan cara yang paling efektif dan murah untuk pencegahan, namun banyak orang tidak mempraktekkannya”,  kata Angela.

Sementara itu, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama menyatakan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS) Sedunia ke-5 tahun 2012 mengusung tema global “More Than Just a Day”, sedangkan tema nasional HCTPS kelima tahun ini adalah “Anak Sehat Dimulai dari Tangan Sehat”. 

“Perayaan pertama diinisiasi UNICEF pada tahun 2008, dilakukan di 21 negara (termasuk Indonesia). Setelah itu, setiap tahun, Indonesia terus melaksanakan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS)”, kata Prof. Tjandra.
Prof. Tjandra juga menambahkan, kampanye CTPS bersifat nasional dan dilaksanakan di seluruh Indonesia, sesuai dengan Surat Edaran Menkes RI No.PM/MENKES/299/VII/2012 tentang Himbauan Penyelenggaraan HCTPS Sedunia ke-5 tahun 2012 kepada seluruh Provinsi, Kabupaten/Kota. Serangkaian kegiatan telah dilaksanakan, antara lain: Lomba Foto CTPS secara online melalui media jejaring sosial Facebook; Talkshow Menkes dan Duta Sanitasi bertema Apresiasi Budaya CTPS (27/9); Seminar Strategi Pengendalian Kecacingan dan Perilaku CTPS di Kantor Kementerian Kesehatan (10/10); serta Seminar Advokasi Peran Media dalam Perilaku CTPS (12/10). 

Pada kesempatan tersebut, Prof. Tjandra juga menyerahkan penghargaan dan hadiah kepada masing-masing Pemenang Kompetisi Foto Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) 2012. Juara I diraih oleh Erlangga Djati dari Surakarta; Juara II diraih Hafidz Dwi Fahmi dari Depok; dan Juara III diraih oleh Ari Infanto dari Medan. Foto bertema CTPS, sebelumnya telah diunggah oleh para peserta di facebook Hari Cuci Tangan Pakai Sabun 2012. Para finalis dipilih berdasarkan “like” terbanyak. Selanjutnya, terdapat tiga syarat utama dalam penentuan pemenang, antara lain implementasi (bukan seremoni), terdapat air mengalir dan busa sabun. 

Sementara itu, Kepala Sekolah Dasar Negeri 05 Karet, Setiabudi, Suharso, menyampaikan bahwa sebuah kehormatan besar, penyelenggaraan perayaan HCTPS 2012 dapat diselenggarakan di lingkungan sekolah mereka. Dalam laporannya, beliau menyatakan SDN 05 Karet Setiabudi kekurangan sarana buang air kecil/besar. Dengan semangat gotong royong, Menkes bersama Pemerintah Daerah setempat dan mitra swasta menggalang bantuan secara langsung untuk pembangunan tambahan sarana toilet, air bersih, sabun, dan bibit untuk penghijauan.

Pada kesempatan yang sama, juga dilakukan penyerahan Donasi PT Unilever Indonesia kepada SD 05 Karet Setiabudi, Jakarta, berupa fasilitas kebersihan; Plan International kepada SDN Ngombak, berupa rehabilitasi total dua buah SD Negeri di Desa Ngombak, Grobogan, Jawa Tengah; USAID High Five kepada SD Inpres Barayya 2,Lembo, Makassar; Yayasan Adaro Bangun Negeri kepada SMPN 2 Tanta, Kab. Tabalong, Kalimantan Selatan, berupa pelaksanaan school improvement programme, termasuk sarana sanitasi, CTPS, dan pendampingan UKS.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jendral Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: (021)52907416-9, faksimili: (021)52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC): <kode lokal> 500-567 dean 081281562620 (sms), atau e-mail kontak@depkes.go.id

Sumber : http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/2086-cuci-tangan-pakai-sabun-ctps-perilaku-sederhana-yang-berdampak-luar-biasa-sanitasi-penting-karena-turut-menyelamatkan-jiwa.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar