Bramirus Mikail | Asep Candra | Rabu, 13 Juni 2012 | 09:22 WIB
KOMPAS.com - Hasil panel para ahli yang bekerja untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sepakat menyimpulkan bahwa asap knalpot dari mesin diesel dapat memicu kanker. Peneliti menyimpulkan, asap knalpot secara pasti dapat menjadi penyebab kanker paru-paru dan juga dapat menyebabkan tumor di kandung kemih.
Temuan ini didasarkan dari hasil penelitian yang meliputi para pekerja yang berisiko tinggi seperti pekerja penambang, pekerja kereta api dan supir truk. Para ahli menyarankan semua orang harus mencoba mengurangi paparan asap knalpot diesel.
Divisi riset kanker WHO atau The International Agency for Research on Cancer (IARC) sebelumnya telah memberikan peringatan akan ancaman yang ditimbulkan knalpot diesel karena mungkin dapat bersifat karsinogenik bagi manusia. Namun berdasarkan hasil panel, IARC kini sudah dapat 'mengklaim' knalpot diesel sebagai penyebab pasti dari kanker, meskipun tidak membandingkan bagaimana risiko perbedaan tingkat karsinogennya. Diperkirakan, mereka yang bekerja di industri memiliki risiko peningkatan kanker paru-paru sebesar 40 persen.
"Bukti ilmiah memaksakan dan kelompok kerja sepakat menyimpulkan bahwa knalpot mesin diesel menyebabkan kanker paru-paru pada manusia. Mengingat adanya risiko kesehatan dari partikulat diesel, paparan campuran bahan kimia ini harus dikurangi di seluruh dunia," jelas Dr Christopher Portier, yang memimpin penelitian.
Dampak pada populasi yang lebih luas, mereka yang terkena asap diesel dengan tingkat yang jauh lebih rendah dan untuk waktu yang lebih singkat, belum diketahui.
"Untuk sebagian besar zat yang bersifat karsinogen, ketika ada paparan tinggi maka risikonya lebih tinggi, ketika ada paparan lebih rendah maka risikonya lebih rendah," ungkap Dr Kurt Straif dari IARC
Lembaga riset kanker Inggris, Cancer Research UK, menyarankan para pengusaha dan pekerja untuk mengambil tindakan yang tepat dalam meminimalkan paparan terhadap asap diesel di tempat kerja. Direktur informasi Cancer Research UK, Dr Lesley Walker, mengatakan, jumlah kasus kanker paru-paru yang disebabkan oleh asap diesel sejauh ini masih jauh lebih kecil ketimbang yang disebabkan oleh kebiasaan merokok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar