Lusia Kus Anna | Jumat, 22 Juni 2012 | 07:19 WIB
Jakarta, Kompas - Jaminan persalinan belum sepenuhnya diminati bidan praktik swasta. Hal ini disebabkan pendapatan bidan, terutama di kota, lebih besar jika tak melayani pasien di luar jampersal.
Seperti diberitakan sebelumnya, sebagian masyarakat yang memilih bersalin di bidan tidak mendapat informasi memadai tentang jaminan persalinan (jampersal) dan tidak mengakses jaminan itu walau memerlukan.
Bidan Ani yang berpraktik di Jakarta Barat, Rabu (20/6), mengaku tidak menandatangani kontrak jampersal. Ia berpandangan, unit biaya yang ditanggung jampersal terlalu kecil untuk di Jakarta, sekalipun pemerintah menaikkan tarif yang dapat diklaim dari Rp 350.000 menjadi Rp 500.000 per persalinan normal. Tarif pemeriksaan ibu hamil per kunjungan naik dari Rp 10.000 jadi Rp 20.000.
Ani mengatakan, tanpa jampersal, setiap pemeriksaan ibu hamil membayar Rp 25.000-Rp 40.000. Biaya persalinan normal Rp 800.000 jika ada penyulit Rp 1 juta-Rp 1,2 juta. Biaya itu mencakup persalinan, obat, alat habis pakai, kamar, dan makanan bergizi. Bidan lain ada yang menyediakan fasilitas cuci pakaian dan mengurus akta kelahiran.
”Bidan harus menyediakan semua hal itu. Adapun di puskesmas, alat dan fasilitas disediakan pemerintah,” ujarnya.
Di Tangerang Selatan, bidan Ita yang berpraktik swasta mengatakan, tarif normal bidan Rp 700.000-Rp 1 juta per persalinan.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dien Emawati telah mengajak bidan praktik swasta di Jakarta mengikuti program jampersal. ”Namun belum banyak yang berminat,” ujarnya.
Kepala Dinas Kabupaten Tangerang Nani Isnaeni mengatakan, awalnya bidan tidak berminat menandatangani kontrak jampersal. Dengan kenaikan pagu klaim jampersal, minat bidan bertambah.
Kepala UPT Pengelola Jaminan Kesehatan Kabupaten Tangerang Etta Darmayanti menambahkan, tahun 2011 hanya 20 bidan praktik swasta menandatangani kontrak jampersal. Dari jumlah itu, hanya seorang bidan mengklaim dengan nilai Rp 3 juta. Setelah tarif jampersal naik 2012, 190 bidan menandatangani kontrak dan 100 orang di antaranya mengajukan klaim. Jumlah total bidan di daerah itu 700 orang.
Kepala Puskesmas Palmerah Dara Pahlarini mengatakan, persalinan di puskesmas naik 20-25 persen. Saat ini, puskesmas melayani 40 persalinan per bulan.
Kepala Dinas Kesehatan Tangerang Selatan Dadang M Epit mengatakan, jampersal mendukung program penurunan angka kematian ibu di daerah. (INE)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar